beranda pilihan editor
Perspektif Oase Pustaka Jejak Sosok Wawancara Akademia Ensklopedia Sudut

Beranda BERITA berita


Jumat, 11 Oktober 2024, 07:56 WIB

Malay Writers and Cultural Festival 2024: Selayang Pandang

BERITA NASIONAL

Malay Writers and Cultural Festival 2024: Selayang Pandang

Malay Writers and Cultural Festival (selanjutnya disingkat MWCF) adalah festival sastra-budaya yang ditaja Yayasan Pusat Kebudayaan Jambi. Berdasarkan Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor AHU-0017502.AH.01.04 Tahun 2023, Pusat Kebudayaan merupakan lembaga yang memiliki visi menjadi pusat keunggulan khasanah budaya Jambi.

Fokus Yayasan Pusat Kebudayaan Jambi adalah penelitian, pengkajian, pusat informasi, dokumentasi, dan konsultasi serta penyelenggaraan pelbagai event seni budaya. Adapun bidang program Pusat kebudayaan Jambi adalah advokasi, edukasi, festival, residensi, penelitian dan penerbitan.

MWCF menjadi sebuah pilihan gerakan kebudayaan yang diharapkan terintegrasi dengan program pengembangan pariwisata berbasis kekayaan daerah yang tumbuh dan berkembang di seantero Provinsi Jambi sehingga memberi efek positif bagi kesejahteraan masyarakat.

Kenapa Malay? Daerah yang saat ini secara administratif dikenal sebagai Provinsi Jambi (dalam sejarahnya disebut sebagai Melayu), mulai dari fase Melayu Kuno, Budhis hingga masuknya agama Islam telah terhubung dengan dunia luar. Posisi Jambi yang strategis dalam pelayaran dunia (the favoured commercial coast) membuat Jambi terbuka bagi kedatangan orang luar (asing). Tidak sekedar datang, banyak di antara orang dari daerah lain tersebut yang lantas menetap di Jambi, termasuk menjadi “orang-orang besar” dalam sejarah perjalanan Jambi.

Kontak budaya yang telah berlangsung lama antara Jambi dengan dunia luar, sebut saja seperti India, Persia, Cina, Burma, Kamboja, Vietnam, Siam, dan Arab, sejatinya menunjukkan watak Jambi yang kosmopolit. Seiring perkembangan zaman, didukung revolusi teknologi dan informasi, kontak budaya tersebut makin meluas dan berkembang pesat sampai sekarang.

Memilih kata “Malay” untuk festival sastra-budaya ini menegaskan pandangan (wordview) sekaligus sikap yang segaris dan sebangun dengan perjalanan panjang Jambi telah ikut serta mewarnai peradaban Nusantara. Sebagai wilayah kebudayaan, “Malay” menjadi spirit sekaligus lumbung perjumpaan mereka yang datang dari pelbagai daerah di Nusantara dan mancanegara guna mengenalkan dan mempercakapkan karya sastra-budaya di Jambi. Dari situ, Jambi diharapkan terus berkontribusi bagi peradaban melalui karya tulis maupun karya seni dan atau bentuk dokumen pengetahuan lainnya yang dapat diakses masyarakat secara luas. Kerja kebudayaan tersebut menjadi penting di abad nir-teritori sebagai bagian dari kesadaran sekaligus strategi kebudayaan untuk terus tumbuh, berkembang dan berkontribusi.

Penyelenggaraan MWCF dilatarbelakangi beberapa hal yaitu pertama Provinsi Jambi belum memiliki festival sastra-budaya yang dikelola secara profesional oleh lembaga non pemerintah yang dilaksanakan secara konsisten dan berkesinambungan guna memperkenalkan karya sastra-budaya penulis Jambi ke publik nasional dan internasional. Selain itu, juga memperkenalkan karya sastra-budaya dari penulis mancanegara kepada publik Jambi.

Kedua, khasanah kebudayaan Jambi baik tangible (benda) maupun intangible (tak-benda) yang tersebar di seluruh Kabupaten/Kota dalam Provinsi Jambi belum terorganisir melalui festival sastra-budaya secara nasional maupun internasional yang terintegrasi dengan agenda pengembangan pariwisata daerah di Provinsi Jambi.

Ketiga, publikasi hasil riset seputar budaya Jambi yang diselenggarakan oleh lembaga/universitas/pusat studi maupun oleh individu belum memiliki wadah populer dalam bentuk festival yang dapat diakses oleh pelbagai kalangan peminat/masyarakat secara rutin dalam setahun.

Bertolak dari hal di atas, maka visi festival ini adalah menjadikan MWCF sebagai festival sastra-budaya bertaraf internasional yang dikelola secara profesional serta berkesinambungan untuk memperkenalkan karya penulis/pelaku seni Jambi sekaligus kekayaan seni budaya Jambi ke kancah nasional dan internasional.

Guna mengejawantahkan visi tersebut, maka misi MWCF yaitu pertama merajut jejaring antar individu/lembaga/komunitas/sanggar budaya dalam maupun luar negeri. Kedua, mengembangkan jaringan dengan para penulis/pelaku sastra-budaya secara nasional dan internasional melalui dialog kekaryaan antara penulis Jambi/Indonesia dengan penulis mancanegara, dan ketiga menjadi titik temu bagi para pemangku kepentingan dalam rangka pelestarian dan pengembangan budaya dan pariwisata Jambi melalui MWCF.

Penyelenggaraan MWCF berangkat dari sebuah kesadaran yaitu tidak menjadikan kekayaan budaya sebatas barang antik yang dapat membuat sesiapa saja terbelalak lalu terjerembab dalam romantisme masa lampau belaka, tetapi menjadikannya sebagai ruang terbuka untuk ditilik kembali sehingga menjadi pengetahuan sekaligus mewujud dalam bentuk karya seni kreatif yang berguna sekaligus menginspirasi.

 

TAGAR: ##mwcf #festival #sastra #budaya

indeks berita Berita
BERITA Kamis, 17 Oktober 2024, 13:38WIB
Apel Siaga Bencana Tahun 2024 Dihadiri Bupati

  KAJANGLAKO.COM, DHARMASRAYA – Bupati Dharmasraya, Sutan Riska Tuanku Kerajaan menghadiri sekaligus membuka kegiatan Apel Siaga Bencana Tahun 2024. Acara ini dilaksanakan di Halaman Kantor Bupati......