beranda pilihan editor
Perspektif Oase Pustaka Jejak Sosok Wawancara Akademia Ensklopedia Sudut

Beranda TELUSUR berita


Selasa, 20 April 2021, 16:20WIB

Cerita dari Daerah Jambi (3)

TELUSUR

ilustrasi. suasana jalan di Jambi tempo dulu

Oleh: Frieda Amran (Antropolog. Mukim di Belanda)

23. Kemudian diceritakan bahwa dari IX Kuto, Sultan berperahu ke hilir. Dari sana, ia meneruskan perjalanan ke Sungai Tembesi, Sungkai Tungkal dan ke dusun Surolangun di Jambi. Kemudian ia terus turun sampai ke Sungai Rawas. Di Rawas, ia mengangkat senjata dan berperang. Ketika peperangan usai, ia kembali ke dusun Surolangun di Jambi;

24. Kemudian diceritakan mengenai Raden Tabun. Ia berperahu ke hilir, dari Muara Tebo bersama orang-orang dari VII dan IX Kuto dan orang dari Marga XII. Ketika tiba di Jambi, ia berunding dengan penduduk negeri itu untuk membangun sebuah benteng di Tanjung Gundik. Pembesar-pembesar yang pergi bersama Raden Tabun adalah Raden Qasim, Pangeran Puspa dan Pangeran Krama Yuda;

25. Kemudian diceritakan bahwa Sultan dan Pangeran Ratu kembali ke Jambi. Kemudian Sultan menganugerahkan gelar Pangeran Depati Kerta Menggala kepada Raden Tabun. Lalu, Sultan menikahkannya dengan adiknya perempuannya yang bernama Ratu Mas Piah. Ketika Pangeran Depati berangkat ke hilir, ia membawa isteri yang berasal dari daerah hulu. Lalu, (setelah menikah), ia tidak diperbolehkan lagi mendatangi isterinya yang dari hulu itu; ketika ia hendak pergi ke daerah hulu, itu pun tak diizinkan. Karena itu, Pangeran Depati merasa kesal pada Ratu Mas Piah karena ia ingin pergi ke hulu;

26. Kemudian diceritakan bahwa  Pangeran Ratu dan adiknya, yang bernama Ratu Mas Piah, meminta adik perempuan Pangeran Depati untuk menjadi isteri Sultan. Lalu mereka bermufakat bahwa Ratu Mas Sri Kemala akan menjadi Ratu Agung di negeri dan akan memiliki kedudukan yang setara dengan Sultan di negeri;

  1. Dan kemudian diceritakan bahwa Sultan menikah dengan adik perempuan Pangeran Depati, Ratu Mas Sri Kemala. Setelah tiga bulan, Sultan tidak lagi mendatangi Ratu Mas Sri Kemala karena ia takut pada isterinya, Tuan Gadis, yang sangat disayanginya. Dalam segala hal, Sultan patuh pada kata-katanya;

28. Kemudian diceritakan bahwa Pangeran Ratu dan adiknya, Ratu Mas Piah, sangat terkejut mendengar bahwa Sultan memperlakukan Ratu Mas Sri Kemala sedemikian rupa. Pangeran Ratu merasa tidak enak terhadap Pangeran Depati karena telah ikut campur dalam urusan ini. Ia juga khawatir bahwa Pangeran Depati akan marah dengan Sultan karena adiknya itu;

29. Kemudian diceritakan bahwa Ratu Mas Sri Kemala memohon kepada Sultan agar diizinkan kembali ke hulu, ke Muara Tebo. Sultan tidak ingin melepasnya pergi sendiri ke dusun itu. Karena itu, Sultan pun pergi bersamanya. Ratu Mas Sri Kemala merasa kurang senang bahwa Sultan lebih menyayangi Tuan Gadis daripada dirinya sendiri;

30. Lalu diceritakan bahwa Pangeran Depati marah kepada Sultan karena adiknya diperlakukan sedemikian rupa dan karena Ratu Mas Sri Kemala sudah seringkali minta pulang, tetapi itu tidak diizinkan oleh Sultan. Pada waktu itu, Pangeran Depati tidak ikut campur lagi dalam urusan negeri. Ia diam saja;

  1. Sekali lagi diceritakan bahwa Pangeran Depati berencana akan meninggalkan Jambi untuk berdagang di Selat Singapura. Pangeran Depati menyampaikan hal ini kepada Tuan Peter Lammich (Catatan FA: Namanya tidak terbaca. Kemungkinan ia bertugas sebagai Kontrolir di Moeara Koempeh, tetapi tidak ada keterangan tambahan mengenai laki-laki ini). Ia juga menyampaikan kepada Pangeran Ratu bahwa ia akan pergi berdagang di Singapura;

32. Kemudian diceritakan bahwa saya, Demang Haidar, ditugaskan oleh Residen Palembang menemui Sultan Jambi untuk meminta uang garam dan juga untuk meminta agar Pangeran Depati membayar uang pajak garam. Dan ketika saya tiba di Moeara Koempeh, Tuan Peter Lammich (?) menceritakan bahwa Pangeran Depati hendak pergi ke Singapura. Lalu, saya menemui Sultan dan Pangeran Depati untuk menagih uang pajak di atas;

33. Kemudian diceritakan bahwa Pangeran Ratu memerintahkan dua orang mantri dan seorang pangeran untuk menemui Pangeran Depati dan menyampaikan bahwa Pangeran Ratu ingin bergabung dengan Pangeran Depati dan ingin ikut berlayar ke mana Pangeran Depati akan pergi. Pangeran Ratu tidak mau dikalahkan oleh Pangeran Depati. Mendengar permintaan Pangeran Ratu, Pangeran Depati diam saja tanpa reaksi. Ia juga tidak berbicara mengenai hutang Pangeran Depati pada Residen Palembang. Kemudian Pangeran Ratu membantu dengan berbicara kepada Sultan agar hasil (pemasukan) dari Moeara Koempeh diberikan kepada Pangeran Depati untuk membayar hutang tadi kepada Residen. Dan karena ia meminjam uang, Pangeran Depati urung berlayar;

34. Kemudian diceritakan bahwa Pangeran Ratu bermusyawarah dengan semua pembesar negeri dan menyampaikan bahwa ia menobatkan sultan sesuai dengan adat lama. Untuk pengangkatan sultan di negeri, orang membuat pesta besar, juga bersama orang-orang dari hulu. Semua orang diundang, seperti para pasirah dan perbatin, yang berkedudukan di bawah sultan. Dan ketika semua kepala (adat) dan perbatin dari daerah itu telah berkumpull, mereka bermain dadu di pendopo kraton dan mereka mengadu ayam. Siang-malam, orang-orang itu tidak berhenti bermain;

35. Dan kemudian diceritakan bahwa menurut adat, bila semua pasirah dan perbatin dari Jambi dan kesembilan lembah berkumpul, pada saat mereka datang dan memberi salam, setiap orang harus menyerahkan seekor kerbau, 100 kilogram beras dan 100 buah kelapa. Pada waktu mereka hendak pulang, Sultan memberikan seperangkat pakaian baru untuk setiap orang pasirah dan perbatin. Demikianlah hukumnya menurut adat.

TAGAR: #Telusur#Sejarah Jambi#Naskah Klasik Belanda

indeks berita Telusur
TELUSUR Jumat, 21 Mei 2021, 11:54WIB
Jantung Pisang dan Duri Landak Putih untuk Obat

Oleh: Frieda Amran (Antropolog. Mukim di Belanda) Pada umumnya, orang Melayu berpendapat bahwa orang terkena penyakit oleh ulah mahluk halus yang jahat: jin, iblis, mabon-bungo, ninik nan mambaow buah-buah dan......

TELUSUR Minggu, 25 April 2021, 22:06WIB
Cerita dari Daerah Jambi (4-Penutup)

Oleh: Frieda Amran (Antropolog. Mukim di Belanda) 36. Dan kemudian diceritakan mengenai adat pengangkatan sultan. Ada dusun bernama Jebus. Penghulu Jebus menjadi raja sehari di negeri Jambi. Ia mengenakan......

TELUSUR Kamis, 08 April 2021, 13:58WIB
Cerita dari Daerah Jambi (2)

Oleh: Frieda Amran (Antropolog. Mukim di Belanda) 11. Kemudian diceritakan bahwa pada waktu, Mahmud Mahyuddin sendiri sedang berperang di Jambi. Perang itu terjadi karena Ratu Mas, isteri sultan, berpribadi......

TELUSUR Minggu, 28 Maret 2021, 03:34WIB
Cerita dari Daerah Jambi

Oleh: Frieda Amran (Antropolog. Mukim di Belanda) Sepuluh halaman folio berjudul ‘Verhaal dan de Streek Jambi’ atau dalam bahasa Indonesia: ‘Cerita dari Daerah Jambi.’ Halaman-halaman......

TELUSUR Senin, 22 Februari 2021, 16:29WIB
Walter M Gibson

Oleh: Frieda Amran (Antropolog. Mukim di Belanda) Dalam rangka menyiapkan tulisan untuk rubrik ‘Telusur Jambi,’ saya teringat pada satu tas penuh berisi lembaran fotokopian artikel dan peta tentang......