beranda pilihan editor
Perspektif Oase Pustaka Jejak Sosok Wawancara Akademia Ensklopedia Sudut

Beranda OASE berita


Minggu, 20 September 2020, 04:58 WIB

Out Of Place: (De)stereotyping Iqi's Arabism

OASE ESAI

karya Iqi Qoror. Sumber: Asikin Hasan

Oleh: Asikin Hasan*

18 September 2020, pameran luring Iqi Qoror Out of Place (De)stereotyping Iqi’s Arabism, di Jogja Galeri berakhir, setelah sebelumnya dibuka pada 8 September lalu. Ini adalah satu dari sejumlah pameran yang tiada henti-hentinya bermunculan selama musim pandemi, menunjukkan daya tahan para perupa tetap terjaga di tengah cuaca dan kondisi apapun. Padahal kondisi kita hari-hari ini mudah sekali menggiring segala hal untuk redup dan layu.

Pameran tunggal Iqi Qoror yang dikuratori Sujud Dartanto ini sebuah semangat eskavasi, menggali-gali ceruk dan tanda-tanda yang terbenam dalam masa silam. Iqi menemukan sebuah ruang rahasia yang selama ini terkunci, dan menyimpan pelbagai cerita-cerita, pertanyaan-pertanyaan. Di ruang terkunci itu, ia tak lain menemukan dirinya sendiri dalam sebuah narasi kecil, terhubung ke masa silam dan masa kini. Takdir yang mengalir begitu saja, tidak diminta oleh siapapun. Ia sesuatu yang terberi oleh perekayasa kehidupan.

Iqi datang dari keluarga campuran Arab-Jawa, sempalan dari sebuah kemurnian darah, suku, ras, dan warna kulit tertentu. Di satu sisi ia mengarungi sistem nilai ke-araban yang serba tertutupi hijab, dan di sisi lain nilai-nilai ke-jawaan yang terbuka untuk sebuah pembaruan, dan kemungkinan lainnya. Ia sendiri kerapkali galau menghadapi campur-baur dan dominasi antara satu nilai atas nilai lainnya. Hal-hal yang menimbulkan tegangan nilai-nilai dalam kesehari-harian hidupnya. Bertolak dari kesuntukan ruang yang terkunci itu lahir karya-karya dwimatra dan trimatra.

Menempuh pendidikan Desain Industri di Institut Teknologi Sepuluh November, Surabaya, dan di FSRD ISI Yogyakarta. Memilih jalur seni rupa adalah sebuah kejanggalan bagi keluarga besarnya. Sebab seni adalah sesuatu yang asyik masyuk dengan lamunan duniawi yang tercela. Apalagi, seni rupa Iqi bukanlah jenis kaligrafi dan ornamen geometris yang menolak kehadiran figur. Ia justru sebaliknya menghadirkan figur-figur bersorban ala Timur Tengah, ikon klasik Yunani kuno, instalasi potongan tubuh, obyek, dan lain sebagainya. Pendek kata karya-karya Iqi adalah gambaran seni rupa masa kini yang menggali realitas tersembunyi dan terlarang.

Ket: Karya Iqi Qoror. Sumber: Asikin Hasan

Hal berharga dari pameran ini adalah membongkar relasi antara superioritas keturunan, ras, suku, tradisi, budaya, kuasa, dan lain sebagainya. Pertanyaan yang jarang diungkapkan selama ini misalnya: Mengapa keturunan Arab di Nusantara selalu merawat sejarah keturunannya, hingga tidak jarang mengklaim diri sebagai keturunan nabi yang mulia. Bahkan, untuk menjaga kemurnian akarnya, perempuan Arab tidak diperkenankan menikah dengan penduduk pribumi, tapi sebaliknya lelaki Arab. Islamkah itu? Atau justru hanya sebuah tradisi Arab yang telah berakar dalam, jauh sebelum Islam itu sendiri hadir sebagai sebuah spirit baru.

Pameran ini mencoba melempar pertanyaan: Apakah Arab selalu berkonotasi Islam, atau sebaliknya. Mengingat di tanah air: pakaian, bahasa, kultur, dan simbol yang ke-arab-araban dipandang sebagai Islam. Sebagai fakta sejarah, tentu saja satu sama lain terkait kelindan. Namun, sebagaimana agama lainnya, Islam itu sendiri bergerak dinamis. Ia akan terus menggelinding mengisi tempat, ruang dan waktu, menyemai kebaikan bak spora dalam bentuk yang beragam-ragam. Tapi, bagaimana dengan asal usul keturunan yang dibayang-bayangi superioritas dan pilihan utama itu. Mengutip Iqi di ahir catatan katalog: “Karena sesungguhnya Arab bukanlah ciri khas Islam, tapi (saya percaya) ketaqwaan ciri khas Islam sesungguhnya”. Dengan kata lain, Iqi mengingatkan kembali akan pernyataan Nabi Muhammad bahwa, dihadapan Allah kemuliaan tidak ditentukan oleh keturunan, perbedaan warna kulit, dan suku, tapi oleh perbuatan baik dan ketaqwaan.

*Penulis adalah kurator seni rupa.

Editor. KJ-JP

TAGAR: #Esai#Iqi Qoror#Out of Place (De)stereotyping Iqi’s Arabism#Jogja Galeri

indeks berita Oase
OASE Kamis, 23 November 2023, 16:18WIB
Psikologi; Legalisasi Ketidakwarasan

Oleh: Nazwar, S. Fil. I., M. Phil.* Psikologi, satu dari sekian banyak disiplin ilmu modern, berciri khas sains, dulunya diidentikkan dengan urusan orang gila. Terlepas definisi yang hingga kini kian......

OASE Selasa, 31 Oktober 2023, 14:32WIB
Berpolitik Secukupnya, Berkawan Selamanya

Oleh: Jumardi Putra* Tensi politik jelang pemilihan Presiden dan Wakil Presiden 2024 mulai memanas sedari sekarang. Masing-masing tim koalisi saling intip kekuatan sekaligus kelemahan lawan. Sedangkan barisan......

OASE Rabu, 20 September 2023, 07:38WIB
Dari Kota Tua Ke Pusara Sitti Nurbaya

Oleh: Jumardi Putra* Berkunjung ke kota Padang tidak lengkap rasanya jika tidak menginjakkan kaki di Kota Tua atau kerap disebut Padang Lama oleh warga setempat. Itu kenapa usai melaksanakan kegiatan resmi......

OASE Rabu, 09 Agustus 2023, 13:41WIB
Pengelana Buku Itu Berpulang

Oleh: Jumardi Putra* Mendapat kabar siapapun yang mendermakan segenap pikiran dan waktunya untuk kerja-kerja pengetahuan dan kebudayaan jatuh sakit dan akhirnya meninggal dunia menjadi sesuatu yang semakin......