beranda pilihan editor
Perspektif Oase Pustaka Jejak Sosok Wawancara Akademia Ensklopedia Sudut

Beranda RAGAM berita


Selasa, 20 April 2021, 20:50 WIB

Penulis. Riadi

Dibangun Empat Pendatang Asal India, Begini Sejarah Masjid Baiturrahman Sarolangun

RAGAM BERITA DAERAH BERITA AGAMA

Foto: Riadi

Kajanglako.com, Sarolangun - Terletak di Desa Sri Pelayang, Kecamatan Sarolangun, Masjid Baiturrahman menjadi salah satu masjid penyebaran agama islam di Kabupaten Sarolangun. Masjid ini, dibangun pada tahun 1958 oleh empat orang pedagang asal negara India. Waktu itu, para pedagang asal negara India tersebut, melihat masih minimnya masjid di Kabupaten Sarolangun.

H Syamsudin (75), Imam Masjid Baiturrahman Sarolangun, saat ditemui wartawan mengatakan, sebelum berdirinya masjid Baiturrahman, ada surau kecil tempat umat muslim melakukan sholat. Namun, tempat tersebut tidak banyak menampung umat muslim untuk beribadah.  Sehingga, keempat pedagang asal India tersebut, berinisiatif untuk membangun masjid Baiturrahman.

"Ada empat pedagang asal negara India yang membangun masjid ini pada tahun 1958. Yakni, Tuan Umar, Tuan Mahmud,Tuan Hasan dan Tuan Ahmad. Selain ke empat pedagang tersebut, ada juga warga Sarolangun yang ikut serta dalam merancang pendirian masjid, yakni H Arifin Hasan," kata H Syamsudin.

Bentuk Masjid Baiturrahman didesain oleh keempat pedagang asal India tersebut. Bangunan Masjid seluas 20×20 meter itu dihiasi dengan bentuk dua pintu besar yang berada di bagian samping kiri dan kanan serta 10 daun jendela di beberapa bagian Masjid.

Dalam pembangunannya, kata H Syamsudin, dibantu oleh masyarakat sekitar dengan cara bergotong royong. "Untuk material, dulu kami melakukannya dengan cara bergotong royong. Namun, ada tukang bangunan khusus yang memang di datangkan oleh pedagang India tersebut, dari pulau Jawa untuk membangun masjid itu," ujarnya.

Disampaikan H Syamsudin, Masjid Baiturrahman ini sudah pernah direnovasi di bagian atap, pintu dan jendela pada tahun 1977, karena sudah tidak layak digunakan. Meski begitu, masih banyak bagian masjid di awal pembuatannya yang tetap dipertahankan dan digunakan hingga sekarang. Mimbar dan tulisan-tulisan ayat suci yang berada di dalam masjid masih menggunakan yang lama, saat masjid baru dibangun.

Kata H Syamsudin, masjid Baiturrahaman, dibangun selama empat tahun lamanya. Dari tahun 1958 sampai 1962 baru bisa digunakan secara layak oleh umat muslim.

Ia berharap, ke depan masjid ini bisa terus ramai dipenuhi jamaah yang ingin beribadah. Terutama pada hari-hari besar umat muslim. "Kami juga tidak menutup masjid selama Covid19," kata H Syamsudin.

Dedi Irawan, salah satu cucu Tuan Ahmad, pendiri Masjid Baiturrahman, saat ditemui mengatakan, bahwa menurutnya pendirian masjid tersebut tidak berdasarkan niat apa pun. Hanya untuk ibadah para umat muslim saja.

"Iya benar, menurut cerita, Datuk saya salah satu pendiri Masjdi Baitturrahman yang berada di Sri Pelayang, Sarolangun. Yang saya tahu, masjid itu dibangun hanya untuk dijadikan rumah ibadah para umat muslim," ujarnya.

Datuk mereka, lanjut Dedi, awalnya datang dari Negara India ke Indonesia hanya untuk berniaga secara rombongan dengan tujuan awal yakni di Provinsi Sumatra Selatan. Kemudian, seiring waktu berjalan, beberapa dari mereka banyak yang berpisah dan mencari lokasi yang strategis.

"Selanjutnya, datuk saya dengan ketiga saudaranya itu, tiba di Sarolangun. Kemudian berdagang dan berinisiatif untuk membangun masjid untuk umat muslim," sebutnya. (Kjcom)

TAGAR: #

indeks berita Ragam
RAGAM Senin, 09 September 2024, 19:20WIB
Kenali Tiga Jenis Kopi yang Tumbuh di Provinsi Jambi

Kajanglako.com – Provinsi Jambi menjadi salah satu produsen kopi terbesar di Pulau Sumatera bahkan di Indonesia. Saat ini Jambi menjadi penyumbang kebutuhuan kopi di Indonesia juga dunia. Namun tahu kah......