Kajanglako.com – Provinsi Jambi menjadi salah satu produsen kopi terbesar di Pulau Sumatera bahkan di Indonesia. Saat ini Jambi menjadi penyumbang kebutuhuan kopi di Indonesia juga dunia. Namun tahu kah kamu, terdapat tiga jenis kopi yang tumbuh dan produktif di Provinsi Jambi, bahkan banyak kalangan mengatakan Provinsi Jambi menjadi wilayah di Asia yang ketiga jenis kopi tersebut dapat tumbuh. Bukan hanya tumbuh namun produktif dan memiliki kualitas yang baik. Ketiga kopi tersebut yakni Arabica, Robusta dan Liberika.
Ketiga kopi tersebut tentu tidak asing lagi di telinga masyarakat terutama bagi para penikmat kopi. Namun tahukah kalian perbedaan ketiga kopi tersebut?
Menurut Sekretaris DPD Asosiasi Kopi Indonesia (ASKI) Provinsi Jambi, Alamsyah Mandaloni, pada dasarnya ketiga kopi tersebut memiliki perbedaan yang signifikan, baik secara geografis, bentuk fisik hingga rasa. Bahkan menurutnya, dalam penyeduhannya pun, ketiga kopi ini memiliki kecendrungan yang berbeda-beda.
“Tentu berbeda, baik secara fisik, letak tanam hingga yang pasti rasa. Bahkan dalam perlakuan penyeduhannya pun memiliki kecendrungan yang berbeda pula,” jelas Alamsyah.
Pria yang biasa disapa Arman itu menuturkan, perbedaan jenis kopi biasanya mengikuti kecendrungan dimana kopi itu tumbuh dan berkembang dengan baik. Seperti Arabica, akan tumbuh pada dataran tinggi, bahkan semakin tinggi semakin bagus. Arabica akan tumbuh serta berkembang di ketinggian 1200 hingga 2000 meter diatas permukaan laut (Mdpl)
Sementara itu, untuk jenis Robusta berada di tengahnya antara 300 sampai 800 Mdpl, sedangkan Liberika biasanya di dataran rendah atau lahan gambut.
“Untuk tumbuh kopi bisa dimana saja, namun untuk berkembang dan menghasilkan kualitas yang bagus tentu ada area-areanya. Arabica itu di dataran tinggi, antara 1200 sampai 2000 Mdpl, makin tinggi biasanya makin kompleks rasa yang dimiliki. Kalo Robusta ditengahnya, Liberika biasa tumbuh di lahan gambut,” katanya.
Beralih ke perbedaan rasa, ia menjelaskan Arabica cenderung memiliki rasa yang kompleks. Seperti manis, asam, rasa buah, rasa pahit yang lembut dan memiliki aroma yang wangi. Sementara untuk Robusta memiliki tingkat rasa pahit yang kuat. Untuk Liberica pada dasarnya memiliki kecendrungan rasa buah, namun sedikit tebal dibandingkan Arabica. Namun pada liberika memiliki tekstur rasa-rasa yang cukup aneh yang masih belum familiar di lidah orang Indonesia.
Sementara itu, dalam penyeduhan, Arman mengatakan ketiganya memiliki kecendrungan perbedaan. Biasa Arabica diseduh untuk metode seduh yang tidak menggunakan bahan campuran laiinya, seperti susu, creamer, atau gula, seperti menu V60 dan seduh manual laiinya. Sedangkan Robusta cenderung diracik dengan cecampuran bahan laiinya seperti susu dan lain-lain. Namu semua itu tergantung roasting plan.
“Nah untuk penyeduhan sebenarnya tidak ada patokan baku. Namun ada kecendrungan dalam prakteknya. Tapi itu tergantung standar dari masing-masing tempat penyeduhan dan baristanya. Tapi paling sering memang Arabica itu diseduh dengan seduhan kopi tanpa gula, atau kopi murni seperti V60. Sedangkan menu-menu kopi susu banyak digunakan kopi jenis Robusta. Tapi lagi-lagi itu itu tergantung profil roasting kopi yang tersedia atau konsep dari kedai kopinya”, kata Arman.
Nah itu dia perbedaan dasar antara Kopi Arabica, Robusta dan Liberika yang tumbuh di Provinsi Jambi. Untuk diketaui, Arabica banyak tumbuh dan berkembang di wilayah Kerinci dan Sungai Penuh. Untuk Robusta di daerah Jangkat Kabupaten Merangin, dan Kerinci Sungai Penuh. Sementara untuk jenis Liberka produktif di daerah Tanjung Jabung Barat dan TImur. Namun hari ini di wilayah lain di Provinsi Jambi pertumbuhan kopi semakin bagus, seperti wilayah Sarolangun dan Bungo. (kjcom/red)