beranda pilihan editor
Perspektif Oase Pustaka Jejak Sosok Wawancara Akademia Ensklopedia Sudut

Beranda BISNIS berita


Selasa, 04 Desember 2018, 11:53 WIB

Penulis. Igun

Produk IKM Belum Tembus Ritel Modern, Ini yang Dilakukan Pemkab Tanjabtim

BISNIS UMKM BERITA DAERAH

Produk IKM yang dijual di mini market/ foto: istimewa

Kajanglako.com, Tanjung Jabung Timur - Produk Industri Kecil Menengah (IKM) unggulan Kabupaten Tanjab Timur belum begitu dikenal, karena pemasaran yang belum meluas.

Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Tanjab Timur mengakui jika produk IKM hasil kerajinan masyarakat Tanjab Timur ada yang belum menembus ritel-ritel modern secara continue dan teratur.

Dalam rangka peningkatan akses pasar produk IKM unggulan tersebut, Disperindag Tanjab Timur membuat kebijakan dengan membentuk asosiasi yang didirikan pada 12 November lalu.

Ada dua asosiasi yang terbentuk di Tanjab Timur, yakni, Asosiasi Pengusaha dan Pelaku Usaha Makanan dan Minuman, dan Asosiasi Pengusaha dan Pelaku Usaha Kerajinan Tangan.

Kepala Disperindag Tanjab Timur, Hero Suratman, melalui Kabid Perdagangan Awaluddin mengatakan dengan terbentuknya asosiasi tersebut masyarakat akan lebih mudah bekerja sama dengan ritel dan jaringan pasar modern lainnya.

“Kami menggiring mereka untuk dapat bekerja sama duta-duta modern dan mini market yang ada di wilayah Kabupaten Tanjab Timur, bahkan di Kota Jambi sudah ada 7 ritel modern yang bekerja sama. Kami sudah mempersiapkan rak-rak untuk memajang produk-produk IKM lokal,” katanya.

Selain itu, pihaknya juga membuat komitmen kepada mini market di Tanjung Jabung Timur untuk memperioritaskan produk IKM lokal.

“Kalau bisa mereka mengurangi produk-produk yang sejenis, supaya produk IKM lokal kita lebih besar harapan jualnya,” kata Awaluddin.

“Seperti makanan-makanan ringan, misalnya kerupuk. Kenapa mini market kita harus menjual kerupuk dari luar kalau ada kerupuk produk IKM lokal kita. Kletek kenapa ambil dari luar, sedangkan kletek kita lebih baik,” katanya lagi.

Dikatakannya, komitmen-komitmen seperti itu sudah dibangun dan dituangkan dalam berita acara antara asosiasi dengan pelaku usahanya hingga kota Jambi, seperti Mandala Grup antaranya Mandala Pasar, Meranti dan Mandala Smart.

“Kalau di Mulya Grup, seperti Toko Surya yang ada di Thehok, MM Mulya Simpang Kawat depan Hotel Aini, termasuk MM Asoka yang ada di daerah Pal 5,” katanya.

Disampaikannya, pihaknya harus memulai dulu dari mini market lokal sebelum menuju ke tempat modern seperti Alfamart dan Indomaret.

“Kenapa kita harus hati-hati dengan kontiniutas dan standar barang kita, kenapa? Jangan sampai membuat kerja sama kita blunder, misalnya komitmen supaya produk IKM kita harus ada setiap hari namun kenyataannya tidak. Itu kita akan diblacklist,” katanya.

Makanya, kata dia, pihaknya baru membuat dengan duta-duta lokal saja. Namun ke depan, akan diarahkan ke aplikasi online. Tapi masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan.

“Misalnya dari sisi peningkatan produk, harus kita akui ada produk IKM Kota Jambi lebih maju dari pada misalnya produk stik ubi ungu, sedangkan stik ubi ungu kita masih banyak meninggalkan bercak minyak di dalam bungkus. Produk Jambi tidak ada lagi minyak meskipun bungkus sama,” katanya. (kjcom)

TAGAR: #Tanjab Timur#Indsutri Kecil Menengah#UMKM

indeks berita Bisnis