Oleh: Jon Afrizal*
"Mari kita sambut tangannya
Mari kita puji namanya."
Kidung suci ini terdengar menggema dari sebuah gereja kecil di pinggir Desa Pelakar Jaya Kecamatan Pemenang Kabupaten Merangin, Selasa (25/12). Sebanyak 60-an jemaat Gereja Yesus Kristus Tuhan (GYKT) Pelita Community melakukan ibadah Natal. Mereka adalah anggota Suku Anak Dalam (SAD).
Pendeta Abraham Sani yang memimpin ibadah Natal ini mengatakan gereja ini khusus dibangun untuk anggota kelompok suku terasing ini. Tetapi, katanya, selayaknya rumah ibadah, sesama pemeluk agama dapat mengikuti ibadah di sana.
"Ini adalah ibadah Natal yang kedua yang telah kami lakukan," katanya.
Umumnya, peibadah adalah anggota kelompok Temenggung Ngalo. Mereka berjumlah 64 orang.
"Ini saat yang indah untuk berkumpul bersama-sama anggota kelompok," katanya.
Bangunan gereja berukuran 6 x 14 meter persegi ini berada di lahan seluas 1 hektare. Lahan ini adalah hasil donasi sesama jemaat yang berinduk di Kota Jambi ini.
"Di lahan ini kami belajar bercocok tanam dan kami pun memiliki tempat tinggal," kata Temenggung Ngalo.
Perayaan Natal sudah beberapa tahun ini dilaksanakan oleh kelompok SAD di Kecamatan Pamenang. Ada tiga kelompok gereja SAD di sana. Yaitu Gereja Kristen Sumatera Bagian Selatan (GKSBS), Gereja Protestan Indonesia (GPI), dan YPKT. Gereja-gereja itu membawahi lima kelompok SAD.
Ket: Warga SAD berdoa bersama dalam perayaan Natal di Desa Pauh Menang, Senin (24/12).
Pendamping dari GKSBS, Suwarjono mengatakan sebanyak 64 orang SAD telah mereka ajarkan tentang pentingnya keimanan sejak 2017 lalu. Kelompok ini dipimpin Temenggung Ganta, yang berdomisili di Desa Sialang Kecamatan Pamenang.
"Kami telah dibuatkan rumah tinggal oleh pemerintah pada 2018 ini. Tetapi pihak gereja lah yang mensubsidi kebutuhan kami," kata Ganta.
Suwarjono mengatakan dibutuhkan kesabaran ekstra untuj membuat mereka dipandang setara dengan warga lainnya. Seperti hidup bersih dan sejenisnya.
"Butuh waktu yang lama untuk memberi pengertian kepada mereka kegunaaan menggosok gigi dengan pasta gigi, mandi dengan menggunakan sabun, dan mencuci pakaian dengan deterjen," katanya.
Pada malam Natal, sebanyak tiga kelompok SAD ini merayakan secara bersama di gereja GKSBS di Desa Pauh Menang, Kecamatan Pamenang. Ratusan pemeluk protestan berkumpul di sana, sebanyak 200 orang adalah warga SAD.
Lagu puji-pujian dinyanyikan bergantian oleh jemaat, termasuk juga warga SAD. Tidak satu pun warga SAD yang terlihst rikuh. Mereka berbaur bersama anggota jemaat yang lain.
"Inilah tujuan utama kami hadir di sini. Kami ingin membuat warga SAD sama seperti warga lainnya, dan tidak dipandang sebelah mata," kata Bena Tua GKSBS, Budi Santoso.
Menurutnya, Natal adalah momentum untuk berkumpul bersama-sama dan menebar kasih. Sebab, katanya, setiap manusia harus dikasihi.
*Penulis adalah Anggota AJI Kota Jambi.
Editor. KJ-JP