Selasa, 19 Januari 2021 10:08
WIB
Reporter :
Kategori :
Akademia
Oleh: Riwanto Tirtosudarmo*
Pagi tadi saya ikut menyaksikan dan mendengarkan secara online orasi ilmiah untuk mendapatkan gelar profesor riset, bidang ilmu pengetahuan sosial dan kemanusiaan, lembaga ilmu pengetahuan Indonesia (IPSK-LIPI); Ahmad Najib Burhani dan Cahyo Pamungkas. Orasi kedua peneliti yang usianya relatif muda ini memperlihatkan kajian ilmu sosial di LIPI tidak mandeg dan terus merambah wilayah-wilayah sosial yang selama ini dianggap sensitif, seperti konflik agama dan separatisme. Kedua orasi yang baru disampaikan ini telah menambah khazanah kajian konflik yang sebelumnya juga dikemukakan oleh Aswi Warman Adam dalam orasi profesor risetnya tentang konflik politik 1965.
Secara umum bisa dikatakan bahwa kajian konflik sosial yang semakin sistematis dan berani memasuki wilayah-wilayah yang sebelumnya dianggap tabu untuk didiskusikan secara terbuka memberikan harapan akan berkembangnya ilmu-ilmu sosial secara lebih sehat di masa depan. Ilmu-ilmu sosial yang sehat memberikan harapan akan bisa diatasinya berbagai konflik sosial yang kita semua mengetahui masih terus terjadi meskipun reformasi politik pasca Orde-Baru telah kita lewati selama dua dekade. Para pengamat di dalam maupun di luar negeri pun sepakat bahwa kualitas demokrasi kita saat ini sedang mengalami degradasi.
Baca Juga
Demokrasi Ternyata Bisa Mati, Juga di Amerika Serikat
Menengok Masa lalu, Menatap Masa Depan: Hariman Siregar dan Malari
Keberanian para peneliti sosial di LIPI yang notabene adalah PNS atau ASN yang sampai saat ini sebetulnya bekerja dalam lembaga-lembaga penelitian pelat merah, yang meskipun tidak lagi setertekan dulu untuk mengungkapkan pikiran kritis apalagi jika menyangkut kebijakan pemerintah atau tingkah laku kelompok-kelompok non-negara yang represif dan intoleran, haruslah diberi acungan jempol. Keberanian mereka untuk mengkaji secara akademik konflik sosial yang sesungguhnya masih jauh dari terselesaikan itu; seperti peristiwa 65, persekusi dan intoleransi terhadap berbagai kelompok minoritas seperti Ahmadiah, dan anggapan bahwa masalah Papua adalah sekedar persoalan ekonomi dan bukan soal politik, adalah contoh-contoh betapa sebagai bangsa kita belum mencapai sebuah ekuilibrium sosial-politik yang diharapkan.
Orasi yang disampaikan Dr. Ahmad Najib Burhani "Agama, Kultur (In) Toleransi dan Dilema Minoritas di Indonesia" dan Dr. Cahyo Pamungkas "Rekonstruksi Pendekatan dalam Kajian Konflik di Asia Tenggara: Kasus Indonesia, Thailand, Filipina dan Myanmar"; menunjukkan bahwa secara teoretis-konseptual, ilmuwan sosial Indonesia sebenarnya telah mampu mengembangkan berbagai pendekatan yang bersifat akademik untuk menyusun strategi untuk mitigasi maupun solusi dari konflik sosial yang sampai saat ini terus menghantui masyarakat yang secara langsung menjadi wilayah terjadinya konflik sosial itu.
Melakukan kajian sosial tentang konflik sosial adalah memang menjadi tugas dan tanggung jawab para peneliti sosial. Sebagai peneliti tugas mereka bisa dikatakan telah dianggap selesai dengan publikasi hasil penelitian yang telah mereka lakukan, baik dalam bentuk laporan penelitian, buku, artikel jurnal, kolom opini di koran; atau naskah orasi profesor riset, seperti kita dengar dan saksikan pagi tadi.
Sebuah tindak lanjut yang berupa langkah kongkrit untuk memitigasi konflik yang sedang terjadi, dan mencari solusi yang tepat untuk merintis jalan damai yang diterima oleh semua pihak yang terlibat dalam konflik sosial itu, memang yang paling penting dan diharapkan. Seorang peneliti sosial dengan pemahaman yang mendalam yang diperolehnya dari pengkajian yang telah dilakukannya jelas merupakan pihak yang sangat dibutuhkan bagi mereka yang bergerak pada tataran praktis, baik dalam konteks kebijakan pemerintah maupun kegiatan-kegiatan rekonsiliasi dan penguatan lembaga-lembaga advokasi di tataran akar rumput yang dilakukan oleh berbagai institusi masyarakat sipil.
Berbagai program strategis untuk solusi penyelesaian konflik sosial oleh karena itu perlu disusun sebagai proyek kolaborasi antara berbagai pihak terkait, dan tidak mungkin dilakukan sendiri-sendiri. Sebuah kolaborasi juga hanya mungkin jika antara pihak-pihak yang terkait; peneliti, pemerintah dan organisasi masyarakat sipil; memiliki sikap saling percaya dan keterbukaan satu sama lain (mutual trust). Harus diakui justru letak persoalannya ada dalam ketiadaan "mutual trust" ini.
Konflik sosial yang menjadi kajian Ahmad Najib Burhani (agama dan dilema minoritas) Cahyo Pamungkas (nasionalisme dan separatisme) dan Asvi Warman Adam (peristiwa 65) adalah isu-isu politik aktual yang masih harus diselesaikan jika bangsa ini tidak ingin terjebak dalam "protracted conflict" yang akan menjadi batu sandung untuk melangkah ke depan (move on). Dari pengalaman yang selama ini bisa diamati, hasil kajian tentang konflik sosial seringkali kalau tidak hampir selalu, terlambat, dalam arti penelitian selesai dilakukan, namun konflik sosial terus berlangsung bahkan telah berkembang menjadi lebih rumit dan kompleks.
Sulit untuk dibantah bahwa penanganan sebuah konflik sosial terutama bukan karena pemahaman akan proses dan dinamika yang terjadi yang belum ada, namun lebih dikarenakan tidak adanya "trust" terutama dari pihak pemerintah terhadap hasil kajian sosial yang secara kritis melihat keterlibatan aparat atau institusi pemerintah yang tidak jarang ikut menjadi bagian dari konflik sosial yang terjadi.
Oleh karena itu, betapapun lengkap dan telitinya sebuah hasil kajian tentang konflik sosial dilakukan, tanpa adanya "mutual trust" dan "good will" serta dihilangkannya sikap mau menang dan benar sendiri dari pihak-pihak yang diharapkan dapat melakukan mitigasi maupun solusi, kajian itu hanya akan menjadi pengetahuan yang mungkin mengagumkan saja, sementara masyarakat akan terus menjadi korban dari konflik-konflik yang terus terjadi dan tak terselesaikan itu.
*Peneliti Independen. Karya tulisnya terbit dalam bentuk jurnal, buku dan tulisan populer.
Tag : #Akademia #Orasi Ilmiah #LIPI #Konflik Sosial #Minoritas Agama #Papua
Jumat, 22 Januari 2021 00:10
WIB Lurahnya Terkonfirmasi Covid-19, Kantor Kelurahan ini Ditutup SementaraKajanglako.com, Batanghari - Lurah di kelurahan Sridadi Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari Jambi terkonfirmasi positif covid-19. Pasca kejadian |
Kamis, 21 Januari 2021 19:07
WIB Puluhan Emak-Emak Blokade Jalinsum dan Larang Truk Batu Bara MelintasKajanglako.com, Sarolangun – Sedikitnya puluhan emak-emak Bukit Peranginan Kecamatan Mandiangin Kabupaten Sarolangun, Kamis sore, (21/01), menggelar |
Kamis, 21 Januari 2021 17:50
WIB Di Paripurna DPRD, Gubernur Fachrori Umar Pamit dari Jabatan GubernurKajanglako.com. Jambi - Sesuai Ketentuan amanat pasal 79 ayat 1 UU No 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah bahwa kepala daerah yang berakhir |
Kamis, 21 Januari 2021 16:48
WIB Jual Pupuk Oplosan, Ketua Kelompok Tani ini Ditangkap PolisiKajanglako.com, Merangin - Polres Merangin mengamankan pelaku pengoplos pupuk KCL merek mahkota. Adalah HR warga Pamenang, pria 56 tahun ini diamankan |
Kamis, 21 Januari 2021 11:58
WIB Al Haris Sapa Masyarakat Jambi Melalui Vlog di Instagram Pribadinya, Komentar Netizen Singgung Gugatan di MKKajanglako.com, Jambi - Setelah dua pekan sibuk beraktivitas sebagai Bupati Merangin, Wo Haris -sapaan akrab Al Haris-, akhirnya sempat menyapa masyarakat |
Selasa, 19 Januari 2021 10:08
WIB
Minggu, 10 Januari 2021 11:04
WIB
Selasa, 05 Januari 2021 19:32
WIB
Jumat, 25 Desember 2020 05:25
WIB
Rabu, 16 Desember 2020 15:25
WIB
Jumat, 15 Januari 2021 09:57
WIB
Masnah Busro Resmikan Pasar Rakyat Sengeti |
Rabu, 06 Januari 2021 12:40
WIB
Bupati Masnah Hadiri Penyerahan Sertifikat Tanah Secara Simbolis |
Rabu, 23 September 2020 16:31
WIB
Strategi Menyusun Rencana Keuangan Hasil Pinjaman Online |
Kamis, 11 Juni 2020 11:33
WIB
70 Persen Kebutuhan Ikan di Merangin Dipasok dari Luar |
Natal dan Refleksi Keagamaan Jumat, 28 Desember 2018 07:09 WIB Berbagi Kasih Antar Sesama Suku Anak Dalam |
Festival Budaya Bioskop Jumat, 16 November 2018 06:20 WIB Bentuk Museum Bioskop, Tempoa Art Digandeng Institut Kesenian Jakarta |
PT : Media Sinergi Samudra
Alamat Perusahaan : Jl. Barau barau RT 25 Kel. Pakuan Baru, Kec. Jambi Selatan – Jambi
Alamat Kantor Redaksi : Jl. Kayu Manis, Perum Bahari I, No.C-05 Simpang IV Sipin Telanaipura Kota Jambi (36122)
Kontak Kami : 0822 4295 1185
www.kajanglako.com
All rights reserved.