Sabtu, 03 Juni 2023


Sabtu, 09 Februari 2019 10:33 WIB

Berkunjung (Kembali) ke Rumah Elsbeth Locher-Scholten

Reporter :
Kategori : Ensklopedia

Ki-ka: Irma, Elsbeth dan Frieda Amran. Dok. Irma

Oleh: Irmawati Sagala*

Akhirnya saya berkesempatan berkunjung kembali ke rumah Bu ElsbethLocher-Scholten di kota Zeist. Setelah sebelumnya bersepakat dengan Bu Frieda, antropolog asal Indonesia yang tinggal di Belanda, saya mengirimkan pesan whatsApp ke beliau, menyampaikan rencana berkunjung.



Pesan singkat itu segera dibalas dengan persetujuan. Ternyata beliau masih mengingat saya. Selasa pagi saya dan Bu Frieda berangkat dari Bergen Op Zoom menuju Zeist dengan mengendarai mobil yang dikemudikan oleh Bu Frieda.

Bagi peneliti sejarah Jambi, ElsbethLocher-Scholten bukanlah nama yang asing. Bukunya yang berjudul Sumatraans Sultanaat en Koloniale Staat: de Relatie Djambi-Batavia (1830-1907) en het Nederlandse Imperialisme adalah salah satu referensi paling penting tentang Kesultanan Jambi.

Sekira pukul 11 siang kami tiba di rumah besar bergaya khas Eropa itu. Di depan pintu Bu Elsbeth menyambut kami dengan tawa khasnya. Sambil berjalan ke ruang tamu, beliau berkenalan (kembali) dengan Bu Frieda, dengan mengingat kenangan bersama di sebuah Forum Studi Wanita Indonesia (WIVS).

Kepada kami, Bu Elsbeth dengan ceria memamerkan syal yang dipakainya hari itu, kado yang saya bawa dua tahun lalu. Beliau mengulang kembali pernyataan dua tahun lalu ketika beliau mengatakan sangat menyukai kado saya apalagi karena warnanya hitam yang merupakan warna favorit beliau.

Bayangkan betapa bahagianya saya dengan penghargaan yang beliau berikan untuk kado yang nilainya tak seberapa itu. Saya yang datang untuk belajar kepada seorang pakar, tapi disambut dengan penghargaan sedemikian.

Saya benar-benar harus belajar lebih banyak tentang bagaimana menghargai orang-orang dalam kehidupan ini. Hal-hal kecil yang kita lakukan sering kali begitu bermakna sebagai bentuk penghargaan.

Setelah menghidangkan teh dan sepiring makanan ringan, kami segera berdiskusi tentang beberapa hal yang menjadi pertanyaan saya setelah lebih jauh mempelajari beberapa referensi yang juga beliau rujuk dalam bukunya.

Uniknya, meski kami yang bertiga, bahasa yang kami gunakan dalam berbincang ada empat: Indonesia, Inggris, Belanda dan Perancis. Masing-masing kami memahami keempat bahasa itu dengan porsi yang berbeda-beda, dan pada saat yang sama kurang terbiasa menggunakannya dalam pembicaraan.

Percakapan kami berjalan hangat dan menarik. Terakhir, empat kantong berisikan fotocopy dokumen bahan kajian beliau serta sebuah buku berjudul Womenandthe Colonial State diberikan pada Bu Frieda. Tema catatan perjalanan ini memang tak jauh-jauh dari rezeki silaturrahim.

Beliau juga bercerita bahwa tahun lalu beliau dan suami berkunjung ke beberapa tempat di Indonesia yang berkaitan dengan leluhur sang suami. Ternyata, leluhur mereka sama-sama memiliki kisah di Indonesia.

Sayang sekali, peneliti yang kini fokus meneliti geneologi keluarganya ini, tidak ingin lagi melakukan perjalanan jauh dengan pesawat. Polusi! begitu kata Elsbeth yang juga seorang pencinta lingkungan. Padahal ingin sekali bisa mengundang beliau untuk memberikan inspirasi bagi peneliti-peneliti muda di Jambi. Semangat berkarya beliau sungguh patut diteladani.

Setelah hampir dua jam berdiskusi, kami pun pamit. Selain kami masih memiliki agenda ke KNAG, Bu Elsbeth pun punya agenda rutin setiap Selasa siang di Amsterdam. Tak lama setelah kami melanjutkan perjalanan, beliau masih sempat mengirimkan pesan singkat mengucapkan terima kasih atas kunjungan kami serta kado 3 in 1 kata beliau, untuk menyebutkan 3 buah benda kecil dalam sebuah paperbag sebagai kado saya untuk beliau kali ini. Begitulah semestinya sifat seorang akademisi sejati: rendah hari dan penuh dedikasi.

 *Mahasiswa S3 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dosen UIN STS Jambi.


Tag : #Arsip Sejarah Jambi #ElsbethLocher-Scholten



Berita Terbaru

 

Resensi Novel
Selasa, 30 Mei 2023 16:06 WIB

Lantak La: Dramaturgi Anonim-Anonim (Sebuah Timbangan)


Oleh: Jumardi Putra* Lantak La! Boleh dibilang kata itu yang membuat saya ingin segera membaca novel hasil sayembara Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) tahun

 

Senin, 29 Mei 2023 16:31 WIB

Kemensos RI Kucurkan Dana Sebesar Rp.23.894.912.692 untuk 21.754 Penerima Manfaat


 DHARMASRAYA - Peringatan Hari lanjut Usia Nasional (HLUN) ke-27 Tahun 2023 yang dilaksanakan di Kabupaten Dharmasraya Provinsi Sumatera Barat (Sumbar)

 

Senin, 29 Mei 2023 15:24 WIB

Hari Puncak HUT Lansia ke-27 Berlangsung Meriah dan Sukses, Risma Ajak Seluruh Masyarakat Kampanyekan Cinta Lansia


  DHARMASRAYA – Pelaksanaan peringatan Hari lanjut Usia Nasional (HLUN) ke-27 Tahun 2023 yang dilaksanakan di Kabupaten Dharmasraya Provinsi

 

Senin, 29 Mei 2023 00:51 WIB

Peringati HLUN 2023 Dharmasraya, Nenek Nuriyah Dapat Bantuan Usaha dari Kemensos


  DHARMASRAYA - Gegap gempita menjelang perayaan Hari Lanjut Usia Nasional (HLUN) pada 29 Mei mendatang dipastikan tak hanya menjadi acara seremonial.

 

Senin, 29 Mei 2023 00:37 WIB

Prosesi Santiaji pada HUT ke-19 Tagana Indonesia di Dharmasraya Berlangsung Meriah


  DHARMASRAYA – Perhelatan acara Santi Aji dalam rangka peringatan Hari Tagana ke-19 di Kabupaten Dharmaaraya pada hari Minggu, (28/05/23) berlangsung