Jumat, 21 Mei 2021 11:54
WIB
Reporter :
Kategori :
Ensklopedia
Ki-ka: Irma, Elsbeth dan Frieda Amran. Dok. Irma
Oleh: Irmawati Sagala*
Akhirnya saya berkesempatan berkunjung kembali ke rumah Bu ElsbethLocher-Scholten di kota Zeist. Setelah sebelumnya bersepakat dengan Bu Frieda, antropolog asal Indonesia yang tinggal di Belanda, saya mengirimkan pesan whatsApp ke beliau, menyampaikan rencana berkunjung.
Pesan singkat itu segera dibalas dengan persetujuan. Ternyata beliau masih mengingat saya. Selasa pagi saya dan Bu Frieda berangkat dari Bergen Op Zoom menuju Zeist dengan mengendarai mobil yang dikemudikan oleh Bu Frieda.
Bagi peneliti sejarah Jambi, ElsbethLocher-Scholten bukanlah nama yang asing. Bukunya yang berjudul Sumatraans Sultanaat en Koloniale Staat: de Relatie Djambi-Batavia (1830-1907) en het Nederlandse Imperialisme adalah salah satu referensi paling penting tentang Kesultanan Jambi.
Sekira pukul 11 siang kami tiba di rumah besar bergaya khas Eropa itu. Di depan pintu Bu Elsbeth menyambut kami dengan tawa khasnya. Sambil berjalan ke ruang tamu, beliau berkenalan (kembali) dengan Bu Frieda, dengan mengingat kenangan bersama di sebuah Forum Studi Wanita Indonesia (WIVS).
Kepada kami, Bu Elsbeth dengan ceria memamerkan syal yang dipakainya hari itu, kado yang saya bawa dua tahun lalu. Beliau mengulang kembali pernyataan dua tahun lalu ketika beliau mengatakan sangat menyukai kado saya apalagi karena warnanya hitam yang merupakan warna favorit beliau.
Bayangkan betapa bahagianya saya dengan penghargaan yang beliau berikan untuk kado yang nilainya tak seberapa itu. Saya yang datang untuk belajar kepada seorang pakar, tapi disambut dengan penghargaan sedemikian.
Saya benar-benar harus belajar lebih banyak tentang bagaimana menghargai orang-orang dalam kehidupan ini. Hal-hal kecil yang kita lakukan sering kali begitu bermakna sebagai bentuk penghargaan.
Setelah menghidangkan teh dan sepiring makanan ringan, kami segera berdiskusi tentang beberapa hal yang menjadi pertanyaan saya setelah lebih jauh mempelajari beberapa referensi yang juga beliau rujuk dalam bukunya.
Uniknya, meski kami yang bertiga, bahasa yang kami gunakan dalam berbincang ada empat: Indonesia, Inggris, Belanda dan Perancis. Masing-masing kami memahami keempat bahasa itu dengan porsi yang berbeda-beda, dan pada saat yang sama kurang terbiasa menggunakannya dalam pembicaraan.
Percakapan kami berjalan hangat dan menarik. Terakhir, empat kantong berisikan fotocopy dokumen bahan kajian beliau serta sebuah buku berjudul Womenandthe Colonial State diberikan pada Bu Frieda. Tema catatan perjalanan ini memang tak jauh-jauh dari rezeki silaturrahim.
Beliau juga bercerita bahwa tahun lalu beliau dan suami berkunjung ke beberapa tempat di Indonesia yang berkaitan dengan leluhur sang suami. Ternyata, leluhur mereka sama-sama memiliki kisah di Indonesia.
Sayang sekali, peneliti yang kini fokus meneliti geneologi keluarganya ini, tidak ingin lagi melakukan perjalanan jauh dengan pesawat. Polusi! begitu kata Elsbeth yang juga seorang pencinta lingkungan. Padahal ingin sekali bisa mengundang beliau untuk memberikan inspirasi bagi peneliti-peneliti muda di Jambi. Semangat berkarya beliau sungguh patut diteladani.
Setelah hampir dua jam berdiskusi, kami pun pamit. Selain kami masih memiliki agenda ke KNAG, Bu Elsbeth pun punya agenda rutin setiap Selasa siang di Amsterdam. Tak lama setelah kami melanjutkan perjalanan, beliau masih sempat mengirimkan pesan singkat mengucapkan terima kasih atas kunjungan kami serta kado 3 in 1 kata beliau, untuk menyebutkan 3 buah benda kecil dalam sebuah paperbag sebagai kado saya untuk beliau kali ini. Begitulah semestinya sifat seorang akademisi sejati: rendah hari dan penuh dedikasi.
*Mahasiswa S3 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dosen UIN STS Jambi.
Resensi Novel Lantak La: Dramaturgi Anonim-Anonim (Sebuah Timbangan)Oleh: Jumardi Putra* Lantak La! Boleh dibilang kata itu yang membuat saya ingin segera membaca novel hasil sayembara Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) tahun |
Senin, 29 Mei 2023 16:31
WIB Kemensos RI Kucurkan Dana Sebesar Rp.23.894.912.692 untuk 21.754 Penerima ManfaatDHARMASRAYA - Peringatan Hari lanjut Usia Nasional (HLUN) ke-27 Tahun 2023 yang dilaksanakan di Kabupaten Dharmasraya Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) |
Senin, 29 Mei 2023 15:24
WIB Hari Puncak HUT Lansia ke-27 Berlangsung Meriah dan Sukses, Risma Ajak Seluruh Masyarakat Kampanyekan Cinta LansiaDHARMASRAYA – Pelaksanaan peringatan Hari lanjut Usia Nasional (HLUN) ke-27 Tahun 2023 yang dilaksanakan di Kabupaten Dharmasraya Provinsi |
Senin, 29 Mei 2023 00:51
WIB Peringati HLUN 2023 Dharmasraya, Nenek Nuriyah Dapat Bantuan Usaha dari KemensosDHARMASRAYA - Gegap gempita menjelang perayaan Hari Lanjut Usia Nasional (HLUN) pada 29 Mei mendatang dipastikan tak hanya menjadi acara seremonial. |
Senin, 29 Mei 2023 00:37
WIB Prosesi Santiaji pada HUT ke-19 Tagana Indonesia di Dharmasraya Berlangsung MeriahDHARMASRAYA – Perhelatan acara Santi Aji dalam rangka peringatan Hari Tagana ke-19 di Kabupaten Dharmaaraya pada hari Minggu, (28/05/23) berlangsung |
Jumat, 21 Mei 2021 11:54
WIB
Minggu, 25 April 2021 22:06
WIB
Selasa, 20 April 2021 16:20
WIB
Kamis, 08 April 2021 13:58
WIB
Minggu, 28 Maret 2021 03:34
WIB
Rabu, 17 Mei 2023 22:13
WIB
Hadir di Halal bi Halal Pemkab Sarolangun, Gubernur Al Haris: Pemimpin Gudang Kesalahan dan Kekhilafan |
Senin, 15 Mei 2023 21:40
WIB
Wagub Abdullah Sani Hadiri HUT Sumsel ke-77 |
Jumat, 31 Desember 2021 12:58
WIB
Jalan Terang Bisnis Madu Hutan dan Batik Jambi Merambah Pasar Internasional |
Rabu, 23 September 2020 16:31
WIB
Strategi Menyusun Rencana Keuangan Hasil Pinjaman Online |
Natal dan Refleksi Keagamaan Jumat, 28 Desember 2018 07:09 WIB Berbagi Kasih Antar Sesama Suku Anak Dalam |
Festival Budaya Bioskop Jumat, 16 November 2018 06:20 WIB Bentuk Museum Bioskop, Tempoa Art Digandeng Institut Kesenian Jakarta |
PT : Media Sinergi Samudra
Alamat Kantor : Jl. Barau barau RT 25 Kel. Pakuan Baru, Kec. Jambi Selatan – Jambi
Kontak Kami : 0822 4295 1185
www.kajanglako.com
All rights reserved.