Jumat, 21 Mei 2021 11:54
WIB
Nirwan Ahmad Arsuka
Oleh: Jumardi Putra*
Mendapat kabar siapapun yang mendermakan segenap pikiran dan waktunya untuk kerja-kerja pengetahuan dan kebudayaan jatuh sakit dan akhirnya meninggal dunia menjadi sesuatu yang semakin sering kita alami. Dan, mendung duka itu kini menyelimuti jagad literasi tanah air Indonesia.
Nirwan Ahmad Arsuka (NAA) namanya. Pendiri Pustaka Bergerak kelahiran Sulawesi Selatan ini tutup usia pada Senin 7 Agustus 2023 di RSCM, Jakarta. Berita kepulangan Mas Nirwan saya ketahui pertama kali melalui cuitan twitter budayawan Goenawan Mohamad berikut ini, "Meninggal dan meninggalkan kenangan baik dan kerja yang mulia; Nirwan Arsuka wafat dalam usia 57 tahun. Penulis Esei tentang ilmu dan kebudayaan, pelopor Pustaka Bergerak-usaha membawa buku-buku bacaaan untuk anak-anak di pedalaman."
Baca Juga
Melanjutkan Membaca Ignas Kleden, Menyandingkan dengan Goenawan Mohamad
Ucapan belasungkawa Goenawan Mohamad sejatinya menegaskan Nirwan Ahmad Arsuka tidak pernah pergi, sekalipun fisiknya akan dikebumikan dan segera luput dalam kesibukan hari-hari kita sebagai makhluk ekonomi, apatah lagi di tengah tekanan hidup yang tidak mudah sekarang ini. Namun berkat gerakan literasi ke pelosok-polosok tanah air yang ia lakoni sampai tutup usia, dan bahkan jauh sebelum itu ia telah lama bertungkus lumus dalam kerja-kerja kebudayaan, membuatnya senantiasa berada di antara mereka yang menaruh keyakinan penuh di dada bahwa peradaban akan terus tumbuh justru karena dedikasi pada ilmu dan pengetahuan. Di ranah itulah, hemat saya Nirwan Ahmad Arsuka mengada. Semoga.
Saya kerap membaca tulisan-tulisan Nirwan semasa kuliah di Yogyakarta. Sependek yang saya tahu, esai-esai bernasnya terbit secara berkala di Kompas dan Jurnal Cipta. Tidak hanya esai berbasis budaya, tetapi Nirwan juga berkarya berdasarkan ketertarikannya dengan sejarah. Beberapa karya Nirwan Arsuka juga diterbitkan dalam bentuk esai internasional, seperti International Journal of Asian Studies dan Inter-Asia Cultural Studies Journal. Tahun 2018 Ombak Yogyakarta menerbitkan buku tebal berjudul Semesta Manusia yang merekam (hampir) seluruh isi kepala Nirwan Ahmad Arsuka terdiri dari ratusan tulisan dengan beragam tema, mulai sains, manusia, seni, sastra, agama, Indonesia, kuda, dan pustaka bergerak.
Agak unik menengok latar belakang pendidikan pria kelahiran 6 September 1957 ini. Ia adalah alumnus Jurusan Teknik Nuklir, Fakultas Teknik UGM, angkatan 1986, tetapi ia justru familiar melalui tulisan seputar kebudayaan yang terbit di koran-koran maupun pidato dalam pelbagai mimbar kebudayaan.
Sekalipun tidak bekerja di industri pernukliran, jejak ilmu Nirwan masih terlihat dari karya tulisnya yang menunjukkan hubungan perkembangan teknologi dengan kebudayaan. Ambil misal pidato kebudayaan Nirwan Ahmad Arsuka di Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) tahun 2015 berjudul “Percakapan dengan Semesta”.
Pidato kebudayaan Nirwan diawali oleh kisah Karaeng Pattingalloang, seorang perdana menteri Kerajaan Makassar yang memesan bola dunia terbesar saat itu–abad ke 16. Cerita kemudian bergulir dari pandangan penulis terhadap gairah dan perkembangan ilmu pengetahuan yang saat itu masih terbatas, di antaranya adalah perbandingan antara otak Barat (pencapain sains dan budaya yang dicapai oleh kebudayaan Eropa), dan otak manusia Nusantara.
Pendeknya, pidato Nirwan itu membentangkan hubungan manusia dengan ilmu pengetahuan. Tidah heran bila istilah “percakapan dengan semesta” yang dianggit oleh Nirwan tiada lain adalah upaya tiada henti manusia untuk mencari dan mencari tahu tentang semesta. Manusia mencari maka semesta pun memberikan jawaban. Dalam perjalannnya, bagaimana manusia menyortir dan menyunting sebuah informasi untuk menjadi informasi yang dicerna manusia dengan mudah serta bagaimana pula keterbukaan informasi memengaruhi kemajuan teknologi dan sains.
Isi pidato Nirwan akan tetap menemukan relevansinya sampai saat ini, lebih-lebih di tengah airbah informasi sekaligus era post-truth sekarang ini, dimana muncul pelbagai pendapat atau pandangan berupa penolakan terhadap hasil kerja pengetahuan hanya berbekal keyakinan sekaligus asumsi-asumsi keropos yang didasari bukan pada data dan hasil penelitian, seperti istilah belakangan ini yang familiar kita dengar “matinya kepakaran”.
***
Tahun 2014 saya membaca berita seputar Pustaka Bergerak yang diinisiasi Nirwan. Desain gerakan literasi itu bukan menyediakan layanan perpustakaan pada umumnya, yang menunggu pembaca datang, tetapi sebaliknya justru memilih menghampiri pembaca secara langsung. Tujuan Pustaka Bergerak yaitu menumbuhkan minat baca anak-anak di pelosok-pelosok Tanah Air yang terkendala akses terhadap sumber bacaan bermutu. Gerakan itu didasari dengan kesadaran bahwa sebagai pemilik masa depan, anak-anak di pelosok tanah air adalah juga pemilik masa depan Indonesia sehingga perlu dibekali ilmu pengetahuan dan kecerdasan agar berhasil mengarungi kehidupan.
Saya sedikit banyak mendapatkan cerita di balik gerakan literasi Mas Nirwan ini melalui almarhum sejarahwan sekaligus pemilik penerbit buku-buku sejarah Ombak di Yogyakarta yaitu Muhammad Nursam, yang juga sejawat mas Nirwan. Ia menyampaikan kepada saya usaha mas Nirwan membawa buku-buku dari gudang penerbit dan buku-buku bekas dari kawannya ke pelosok daerah dengan menggunakan kuda. Berjalannnya waktu, muncul dukungan banyak orang yang mau melakukan apa yang dilakoninya, sehingga mas Nirwan menghimpun para relawan untuk mengumpulkan dan mendekatkan buku-buku kepada anak-anak yang membutuhkan.
Pustaka Bergerak yang semula ia lakoni menggunakan kuda, beranjak menggunakan pelbagai moda seperti kuda, sepeda, sepeda motor, bendi, perahu, gerobak, becak, hingga berjalan kaki membawa noken berisi buku. Kabarnya saat ini Pustaka Bergerak tumbuh menyebar di seluruh penjuru Indonesia dengan 3.000 lebih simpul dan melibatkan 27.000 relawan.
***
Terakhir kali saya membaca esai Nirwan Ahmad Arsuka pada 16 April 2023 di rubrik Marginalia Majalah Tempo. Tulisan itu dimulai tentang satu buku tertua dalam sejarah Cina diberi judul Shujing, yang artinya "Kitab Dokumen". Bagi penyusun Shujing, kitab memang berguna sebagai wahana penyimpan informasi. Anggapan itu agaknya dipegang oleh bendaharawan Sumeria pertama yang menata aksara baji di tablet-tanah liat atau penguasa Mesir kuno pertama yang memerintahkan penyusunan hieroglif di gulungan papirus. Johannes Gutenberg di abad ke 15 atau Michael R. Hart, penemu e-book dan pendiri Project Gutenberg di abad ke-20, juga masih menganggap tugas utama buku adalah menyimpan informasi dan pengetahuan. Berawal dengan kesadaran itu, jaringan pustaka bergerak terinspirasi.
Memang, internet telah menyediakan berlimpah sumber literatur yang dapat diakses 24 jam, tetapi Nirwan dalam pandangan saya masih menempatkan buku fisik sebagai sesuatu yang penting dikenalkan pada anak-anak, terutama mereka yang berada di pelosok-pelosok tanah air, karena melalui buku itulah dunia imajinasi dan ilmu pengetahuan akan terbentuk, dan itu merupakan bekal bagi mereka menjalin hubungan atas dasar kesetaraan dengan individu-individu, kelompok atau komunitas dan institusi manapun baik di tanah air maupun dunia yang lebih luas.
Puncaknya, gagasan sekaligus kesadaran praksis yang melatar belakangi seorang Nirwan Ahmad Arsuka bersama relawan Pustaka Bergerak yang dihimpunnya termuat dalam tulisannya itu, seperti saya sertakan penggalannya berikut ini, “Buku yang bergerak dari satu tangan ke tangan yang lain mendapat martabat baru sebagai cendera mata, tanda persahabatan dan kepedulian, serta solidaritas bagi sesama. Buku yang terkirim dari satu tempat di Indonesia ke tempat lain di pelosok dapat menjadi peniup nyala api persaudaraan”.
Dan, nyala api persaudaraan itu harus terus terhubung ke seluruh penjuru tanah air tercinta.
Selama Jalan, Mas Nirwan. Terima kasih untuk kerja muliamu. Berbahagialah engkau berada di sisi Tuhan Yang Maha Pengasih dan Lagi Maha Penyayang. Amin.
*Kota Jambi, 7 Agustus 2023.
Tag : #esai #nirwan ahmad arsuka #tutup usia #pustaka bergerak
Kamis, 30 November 2023 15:08
WIB Bupati Buka BKGN tahun 2023 di AuditoriumDHARMASRAYA – Bupati Dharmasraya, Sutan Riska Tuanku Kerajaan menghadiri sekaligus membuka acara Hari Bulan Kesehatan Gigi Nasional (BKGN) |
Perspektif Psikologi; Legalisasi KetidakwarasanOleh: Nazwar, S. Fil. I., M. Phil.* Psikologi, satu dari sekian banyak disiplin ilmu modern, berciri khas sains, dulunya diidentikkan dengan urusan orang |
Kamis, 23 November 2023 14:53
WIB Bawaslu Tebo Minta Panwascam, PPKD, Baca dan Wajib Ikuti Juknis Pengawasan Logistik Pemilu 2024Kajanglako.com, Tebo - Bawaslu Tebo melaksanakan Rapat Persiapan Pemahaman Pengawasan Logistik Pemilu 2024. Kegiatan yang berlangsung selama tiga hari, |
Belanja Infrastruktur Beban Belanja Infrastruktur Jambi MANTAP 2024Oleh: Jumardi Putra* November tahun depan bakal berlangsung pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jambi. Itu artinya kepemimpinan Al-Haris-Abdullah Sani |
Rabu, 15 November 2023 15:50
WIB DPRD Dharmasraya Gelar Rapat Paripurna Penyampaian Nota Penjelasan BupatiDHARMASRAYA - Penyusunan Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda) tentang APBD Tahun 2024 merupakan pembahasan agenda penting dalam pelaksanaan dan |
Jumat, 21 Mei 2021 11:54
WIB
Minggu, 25 April 2021 22:06
WIB
Selasa, 20 April 2021 16:20
WIB
Kamis, 08 April 2021 13:58
WIB
Minggu, 28 Maret 2021 03:34
WIB
Senin, 23 Mei 2022 21:06
WIB
Grand Opening Buy Coffee Diresmikan Gubernur Jambi Al Haris |
Kamis, 19 Mei 2022 01:12
WIB
Pelepasan Bupati dan Wakil Bupati Sarolangun, Wabup Dianugerahi Gelar Adat |
Senin, 23 Mei 2022 21:06
WIB
Grand Opening Buy Coffee Diresmikan Gubernur Jambi Al Haris |
Senin, 28 Maret 2022 16:27
WIB
7 Hal Penting yang Wajib Dilakukan Ketika Bisnis Sepi |
Natal dan Refleksi Keagamaan Jumat, 28 Desember 2018 07:09 WIB Berbagi Kasih Antar Sesama Suku Anak Dalam |
Festival Budaya Bioskop Jumat, 16 November 2018 06:20 WIB Bentuk Museum Bioskop, Tempoa Art Digandeng Institut Kesenian Jakarta |
PT : Media Sinergi Samudra
Alamat Perusahaan : Jl. Barau barau RT 25 Kel. Pakuan Baru, Kec. Jambi Selatan – Jambi
Alamat Kantor Redaksi : Jl. Kayu Manis, Perum Bahari I, No.C-05 Simpang IV Sipin Telanaipura Kota Jambi (36122)
Kontak Kami : 0822 4295 1185
www.kajanglako.com
All rights reserved.