Jumat, 21 Mei 2021 11:54
WIB
Reporter :
Kategori :
Pustaka
Karya terbaru Dr. Riwanto Tirtosudarmo
Oleh: Rakeeman R.A.M. Jumaan*
Nama sekaligus kiprah Dr. Riwanto Tirtosudarmo tentu tidak asing lagi di kalangan peneliti khususnya di LIPI (kini, BRIN). Pria kelahiran Tegal (Jawa Tengah) tahun 1952 itu telah malang melintang dalam bidang penelitian sejak tahun 1980 hingga pensiun pada 2017 lalu. Sebut saja ia pernah menjadi peneliti di Leknas LIPI (1980-1986), lalu di PPT LIPI (1986-1998) dan hingga pensiun menjadi peneliti di PMB LIPI (1998-2017).
Berbagai pengalaman luar negeri juga pernah dilakoninya, di antaranya sebagai Senior Visiting Researcher Fullbright di Brown University, USA (1996-1997); Fellow-in-Residence Netherlands Institute for Advanced Studies (NIAS), Belanda (2000-2001), Visiting Professor Institute for Language and Culture of Asia and Africa (ILCAA), Tokyo University for Foreign Studies (TUFS), Jepang (2003-2004); Visiting Fellow Refugee Studies Centre (RSC), Oxford University, Inggris (2005); Visiting Fellow, KITLV, Belanda (2007) dan banyak lainnya.
Baca Juga
Mencari Indonesia 4: Pintu Masuk bagi Generasi Milenial
Mereka Dibutuhkan Namun Tidak Dikehendaki
Negeri Ini Tidak Kurang Calon Presiden. Membaca Ulang Nasihat Al-Ghazali
Sesuai dengan bidang keahliannya, alumnus dari Research School of Social Sciences, Australian National University, Canberra, Australia (1990) itu telah melahirkan buku-buku yang berkualitas dalam kajian Demografi Sosial. Di antaranya: Dari Riau Sampai Timor-Timur: Demografi Politik Pembangunan di Indonesia (Sinar Harapan: 1996), From Colonization to Nation-State: The Political Demography of Indonesia (Revised Edition, Springer, 2022) dan buku yang tengah diresensi ini, Mencari Indonesia 4: Dari Raden Saleh Sampai Ayu Utami (BRIN Jakarta: 2022). Buku ini merupakan buku keempat yang diterbitkan secara berseri, setelah buku Mencari Indonesia 1 sampai 3.
Buku ini selain bernas dan berbobot juga komprehensif. Di dalamnya, Dr. Riwanto secara lancar dan tidak patah-patah mengulas sebanyak 67 sosok intelektual, “tidak hanya tokoh intelektual Indonesia, namun juga tokoh intelektual dari luar Indonesia yang mempelajari keindonesiaan mulai dari agama hingga politik. (Pengantar Penerbit, hlm. Xi)
Sosok tokoh intelektual tersebut disusun berurutan secara alfabetis. Mulai dari abjad A yang memiliki 13 sosok tokoh, hingga abjad W yang hanya memiliki satu sosok tokoh yaitu Widjojo Nitisastro. Sosok Ayu Utami sendiri berada pada urutan ke-13 dalam abjad A tersebut. Sedangkan Raden Saleh merupakan sosok satu-satunya dalam abjad R. Entah apa alasan penulisnya menjadikan kedua sosok tersebut sebagai sub judul bukunya? Apakah karena keduanya merupakan seorang seniman?
Semua sosok yang dituliskan dengan gaya bahasa lugas namun bernas tersebut sangat menarik. Sosok-sosok itu berasal “dari masa sebelum kemerdekaan sampai pasca-reformasi, seperti saat ini” (Pengantar Penerbit, hlm. vi). Penerbitnya –BRIN—berharap agar buku ini dapat memberikan sumbangan untuk menumbuhkan rasa hormat dan harga diri akan keberagaman khazanah keintelektualan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia.
Salah satu yang menarik dari keseluruhan isi bukunya ini adalah paparannya mengenai Manuel Kaisiepo. Sosok asal Papua itu, sebagaimana ditulis pengarang buku, terbilang gesit dalam memperoleh referensi saat itu (1980-an). Ini menunjukkan bahwa Manuel Kaisiepo adalah seorang intelektual yang terus bergerak. Pendapatnya mengenai Papua, yang saat ini masih tetap bergejolak, sangat relevan.
“Bagi orang Papua, mungkin karena pengalaman sejarah yang getir, ada yang lebih berharga dari sekadar kesejahteraan material, yaitu martabat dan harga diri; dan itu yang selama ini diabaikan. Setelah Aceh, Papua adalah ujian terakhir; mampukah Indonesia berdiri sebagai sebuah republik yang menghargai warga negaranya sendiri.” Demikian pendapat Manuel Kaisiepo sebagaimana dikutip oleh Dr. Riwanto dalam bukunya tersebut.
Setelah membacanya secara utuh, buku ini memang terbukti memiliki kelebihan khusus. Banyak informasi baru dari sosok tokoh intelektual yang dituliskan di dalamnya, yang selama ini mungkin belum terungkap ke permukaan. Informasi baru itu laiknya kepingan puzzle yang dapat dirangkai dengan tepat oleh pengarangnya menjadi satu kesatuan yang utuh: Indonesia!
Namun tiada gading yang tak retak, buku setebal 410 halaman ini tetap masih memiliki kekurangan. Dan, kekurangan itu adalah harus lebih banyak lagi mencantumkan sosok tokoh intelektual Papua. Secara proporsional, misalnya, bila ada 167 sosok, maka sebanyak lima atau enam sosok asal Papua yang dapat dituliskan di dalamnya.
*Manokwari (Papua Barat), 4 Juli 2022 . Dr. Rakeeman R.A.M. Jumaan merupakan Pembina Nasional Forum Mahasiswa Studi Agama-Agama se-Indonesia (FORMASAA-I) Manokwari, Papua Barat.
Perspektif "Indonesia Out of Exile": Politik dan Puitik MigrasiOleh: Riwanto Tirtosudarmo* Judul lengkapnya "Indonesia Out of Exile: How Pramoedya's Buru Quartet Killed a Dictatorship", sebuah buku baru diterbitkan |
Pameran Koleksi Etnografi Jalan Pulang Ke Akar Kebudayaan: Catatan Atas Pameran Koleksi Etnografi Museum SiginjeiOleh: Jumardi Putra* Siang itu langit kota Jambi berawan cerah. Saya bergegas mengendarai motor dari Jalan Jenderal Ahmad Yani menuju Museum Siginjei di |
Sosok dan Pemikiran Ignas KledenOleh: Riwanto Tirtosudarmo* Dalam sebuah percakapan dengan Salman Rushdie, mungkin menjadi wawancara terakhir sebelum wafat karena penyakit leukemia yang |
Rabu, 20 September 2023 10:37
WIB Gelar Kampus Rakyat Terpilih Guna Cegah Radikalisme, BNPT RI-FKPT Gandeng Anak Muda JambiKajanglako.com, Jambi - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT)RI bekerjasama Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi Jambi menggelar |
Catatan Perjalanan Dari Kota Tua Ke Pusara Sitti NurbayaOleh: Jumardi Putra* Berkunjung ke kota Padang tidak lengkap rasanya jika tidak menginjakkan kaki di Kota Tua atau kerap disebut Padang Lama oleh warga |
Jumat, 21 Mei 2021 11:54
WIB
Minggu, 25 April 2021 22:06
WIB
Selasa, 20 April 2021 16:20
WIB
Kamis, 08 April 2021 13:58
WIB
Minggu, 28 Maret 2021 03:34
WIB
Kamis, 19 Mei 2022 01:12
WIB
Pelepasan Bupati dan Wakil Bupati Sarolangun, Wabup Dianugerahi Gelar Adat |
Senin, 16 Mei 2022 17:14
WIB
Hadiri Kongres Dunia ICLEI 2021-2022 di Malmo, Walikota Jambi Satu-satunya Perwakilan Indonesia |
Senin, 23 Mei 2022 21:06
WIB
Grand Opening Buy Coffee Diresmikan Gubernur Jambi Al Haris |
Senin, 28 Maret 2022 16:27
WIB
7 Hal Penting yang Wajib Dilakukan Ketika Bisnis Sepi |
Natal dan Refleksi Keagamaan Jumat, 28 Desember 2018 07:09 WIB Berbagi Kasih Antar Sesama Suku Anak Dalam |
Festival Budaya Bioskop Jumat, 16 November 2018 06:20 WIB Bentuk Museum Bioskop, Tempoa Art Digandeng Institut Kesenian Jakarta |
PT : Media Sinergi Samudra
Alamat Perusahaan : Jl. Barau barau RT 25 Kel. Pakuan Baru, Kec. Jambi Selatan – Jambi
Alamat Kantor Redaksi : Jl. Kayu Manis, Perum Bahari I, No.C-05 Simpang IV Sipin Telanaipura Kota Jambi (36122)
Kontak Kami : 0822 4295 1185
www.kajanglako.com
All rights reserved.