Di Galeri Sumbing

Di Galeri Sumbing

untuk Senjakala

 

Di galeri sumbing cinta itu tumbuh

Akarnya meresap ke bumi dan rumputnya yang lembut

Batangnya menjulang ke angkasa meraih hangatnya sinar matahari

Pucuk-pucuk daun hijaunya meneteskan embun pagi yang sejuk

Bunganya dengan kelopak merah merona seolah ingin mengatakan cintaku bukan untukmu...matahari

 

Di galeri sumbing cinta itu tumbuh

Tapi aku tak ingin menjadi milikmu, aku tak ingin berbagi

Aku ingin menjadi kupu-kupu yang terbang melayang sendiri bersama awan-awan

Aku hanya ingin bersama awan-awan, aku tak ingin bersamamu

Burung-burung cakrawala terbang mengelilingku

Mereka berharap memiliki cintaku...mereka bermimpi menjadi kekasihku

 

Di galeri sumbing cinta itu tumbuh sendiri

Menjadi kupu-kupu yang sayapnya berkepak-kepak riang

Warna pelanginya berpendar ditingkah sinar matahari yang cemerlang

Berpindah hinggap dari satu bunga ke bunga yang lain

Aku ingin sendiri...aku tak ingin kau miliki...aku tak hendak membagi cintaku pada mereka...bunga-bunga itu...burung-burung itu...dan engkau...matahari

 

Aku hanya ingin menjadi milikku sendiri

Aku hanya ingin menjadi diriku sendiri

Hinggap di bunga dengan kelopak merah marun itu di galeri sumbing

 

*Riwanto Tirtosudarmo, Medio Musim Dingin.

 

Hening di Ketinggian itu

untuk Senjakala

 

Bukit-bukit dan gunung-gunung yang hijau itu seperti menarikku untuk selalu datang mendekat. 

Ada sesuatu yang terasa hening sering memanggilku untuk hadir di ketinggian itu.

Mereka seperti mengajakku menari dan tertawa riang di hangatnya sinar matahari pagi.

Menguak angan kabut pagi yang enggan mengusir bayangnganmu yang terasa dekat namun selalu lepas dalam dekapan.

 

Dalam hening itu ada yang seperti ingin diucapkan namun selalu tak tersampaikan, tersekat kelu di tenggorokan

Seperti ada batas yang ingin dilampaui namun tak terjangkau, seolah tertinggal di langkah kaki.

Puncak-puncak bukit itu, lereng-lereng gunung itu seperti mentertawaiku.

Tawamu yang lepas berderai di keluasan langit yang biru membuatku tak ingin menjauh darimu.

Aku ingin menari bersamamu seperti kupu-kupu yang terbang bersama awan-awan yang selalu ingin menyelimuti dan memelukmu.

 

Namun, engkau selalu memilih untuk terbang sendiri meninggalkan awan-awan dalam sepi dan rindu akan kehangatan tubuh dan hatimu.

Bukit-bukit dan gunung-gunung itu yang mampu menarikmu... seperti ada hening yang selama ini kau cari di sana

Di bukit-bukit dan gunung-gunung itu engkau seperti telah menemukan dirimu sendiri.

Di ketinggian itu,  bersama hening engkau menari, tertawa riang dan lepas dalam hangatnya dekapan tubuh, pelukan hati dan selimut bayang-bayangmu sendiri.

 

*Riwanto Tirtosudarmo, Medio Musim Dingin.