Jumat, 21 Mei 2021 11:54
WIB
Kantor Pos di Jambi Tahun 1928
Oleh: Jumardi Putra*
Ada yang berbeda pada perayaan HUT Provinsi Jambi ke 65 tahun ini bila dibandingkan tahun sebelumnya yaitu pameran foto-foto bersejarah yang ditaja Dinas Perpustakaan dan Arsip Provinsi Jambi.
Pameran foto Jambi tempo dulu ini berlangsung dari tanggal 5 sampai 7 Januari 2022 di gedung DPRD Provinsi Jambi, yaitu memanfaatkan ruang sisi kanan dan kiri dari arah pintu utama gedung wakil rakyat itu menuju lantai II ruang rapat paripurna. Puncaknya, usai paripurna istimewa HUT Provinsi Jambi, Senin, 6 Januari 2022, tamu undangan beramai-ramai mengunjungi pameran tersebut, tidak terkecuali Gubernur Jambi beserta rombongan.
Tidak hanya menampilkan foto, pameran ini juga memuat repro sejumlah naskah surat, notulen rapat, dan kawat telegram dalam masa perjuangan rakyat Jambi melalui Badan Kongres Rakyat Djambi (BKRD) sejak Keresidenan Jambi bergabung ke dalam sub provinsi Sumatera Tengah tahun 1946, lalu bersepakat memisahkan diri sehingga berhubungan langsung dengan pemerintah pusat sebagai wilayah tingkat I pada tahun 1957. Selain itu ada juga foto-foto bangunan peninggalan pada masa kolonial yang saat ini beberapa masih beroperasi sebagai gedung pemerintahan.
Saya menyambut baik pameran foto-foto bersejerah tersebut agar publik mengenal perjalanan provinsi Jambi dengan segala dinamikanya sehingga dijauhkan dari penyakit amnesia sejarah. Pemilihan dokumentasi foto sebagai arsip visual untuk pameran ini cukup tepat karena medium tersebut mampu memberikan jejak rekam sejarah yang aktual.
Foto selain dapat menggambarkan suatu momen secara visual sehingga informasi dalam sebuah foto sangat banyak dan mungkin tidak terdapat dalam arsip format lain, juga peran dan pentingnya arsip foto tercermin dari meningkatnya jumlah pameran dan publikasi yang berisi foto-foto di banyak daerah di tanah air. Bahkan saat ini foto banyak digunakan sebagai obyek penelitian, bahan pertanggungjawaban, bukti di pengadilan, dan lain sebagainya.
Sependek amatan saya pameran serupa pernah dibuat oleh OPD yang sama di Bandara Sultan Taha Saifuddin Jambi pada tahun 2020 (HUT Provinsi Jambi ke 63). Hanya saja dari kedua pameran ini saya belum melihat ada perubahan mendasar pengelolaan sebuah pameran agar betul-betul dapat dimaknai oleh publik luas sehingga berlanjut ke tahap berikutnya yaitu meluasnya ranah apresiasi dan studi sejarah dan budaya Jambi oleh pikiran-pikiran bernas baik dari mereka yang mengabdi di perguruan tinggi maupun lembaga studi di luar kampus yang menaruh perhatian pada sejarah dan budaya melalui beragam kanal kreatif yang tersedia, lebih-lebih di era internet sekarang ini.
ket: Pameran Foto Jambi Tempo Dulu. Dok. JP.
Berikut beberapa catatan saya terhadap pameran foto Jambi tempo dulu ini. Pandangan ini tentu bersumber dari amatan saya sebagai penikmat. Dengan kata lain saya tidak berpretensi sebagai ahli. Sama sekali bukan. Mungkin ada gunanya, dan kebetulan pula saya beberapa kali pernah menikmati langsung pameran foto bersejarah di Ibukota yang memberikan kesan mendalam buat saya pribadi.
Pertama, sebanyak 52 foto yang ditampilkan dalam pameran kal ini memang memasukkan image-image dinamika pemerintahan, politik, ekonomi, sosial dan budaya Jambi. Tetapi image tersebut perlu diolah lagi sesuai dengan sudut pandang tentang isu yang ingin diangkat sehingga karya yang ditampilkan tidak hanya berupa pajangan foto-foto, yang gagal menjelaskan jalinan peristiwa antara satu foto dengan foto lainnya. Apatahlagi foto-foto tersebut kini mudah dijumpai di internet sehingga diperlukan cara baru untuk mengetengahkannya kepada publik secara luas.
Hemat saya, di sinilah keberadaan ahli sejarah menjadi penting untuk menyusun narasi-narasi yang bisa menjelaskan konteks peristiwa di balik foto-foto yang ditampilkan. Setakat hal itu, pameran ini perlu disertai buku kecil berisikan penjelasan tentang konteks pada masing-masing foto.
Kedua, foto-foto yang diangkat dalam pameran kali ini mungkin perlu dibatasi secara periodik, ambil misal sedari tahun 1946 sampai terbentuknya provinsi Jambi melalui deklarasi BKRD tahun 1957 (defacto) dan secara de jure pada 9 Agustus 1957 melalui Undang-undang Darurat Nomor 19 tahun 1957 tentang Pembentukan Provinsi Sumatera Barat, Riau dan Jambi. Dengan demikian Daerah Keresidenan Jambi secara de facto de jure menjadi provinsi. Selanjutnya Undang-undang Darurat Nomor 19 Tahun 1957 telah menjadi Undang-undang Nomor 19 Tahun 1958. Dalam UU No. 61 tahun 1958 disebutkan pada pasal 1 huruf b, bahwa daerah Swatantra Tingkat I Jambi wilayahnya mencakup wilayah daerah Swatantra Tingkat II Batanghari, Merangin, dan Kota Praja Jambi sertaKecamatan-Kecamatan Kerinci Hulu, Tengah dan Hilir.
Atau jangan tanggung-tanggung, terutama bila didudukung riset yang memadai, dibuat pameran dalam rentang waktu yang panjang, yaitu sejak sebelum kemerdekaan Republik Indonesia, proklamasi hingga setelah kemerdekaan, periode pendirian provinsi Jambi sampai terpilihnya acting Gubernur Jambi Djamin Gelar Datuk Bagindo pada tahun 1957 sampai reformasi dan puncaknya Al-Haris terpilih sebagai Gubernur Jambi periode tahun 2021-2024.
Saya melihat pameran ini belum sepenuhnya mengarah kepada yang saya maksud, meski dari puluhan foto yang ditampilkan berangka tahun 1904 sampai 1970-an, sejatinya telah menunjukkan semangat dari penaja yang bergelora. Tentu saya bersukacita dengan foto-foto eksklusif tersebut, tetapi sebuah pameran memerlukan fokus sekaligus konteks untuk menjawab maksud dan tujuan yang mendasari sebuah pameran diselenggarakan.
Ketiga, menyesuaikan dengan situasi pandemi Covid-19 yang belum sepenuhnya berakhir di tanah air, pameran kali ini semestinya juga dipersiapkan secara virtual sehingga masyarakat di luar kota Jambi bisa menyaksikan. Apatahlagi momen perayaan HUT Provinsi Jambi dibuat setahun sekali.
Ambil misal pameran secara virtual pada tautan berikut ini https://www.antarafoto.com/indonesia-bergerak. Pameran virtual jelas menjawab bagi warga yang terkendala jarak. Dengan demikian siapapun bisa menikmati sajian pemeran di sebuah galeri cukup bermodal gawai masing-masing. Melalui pameran virtual penikmat bisa menyusuri foto-foto sejarah dan seisi ruangannya.
Pameran virtual bagi publik di Jambi, lebih-lebih dalam masa pagebluk corona jelas masuk akal. Apatahlagi merujuk data dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) tahun 2020 yaitu jumlah pengguna internet di provinsi Jambi sebanyak 2.385.325 orang. Dengan demikian penyebarluasan pameran foto-foto bersejarah ini menjadi lebih efektif dan menjanjikan.
Hal-hal yang saya sebut di atas sejatinya bertumpu pada satu hal pokok bagi sebuah penyelenggaraan pameran senirupa yaitu pentingnya kehadiran kurator. Saya melihat pameran yang ditaja Dinas Perpustakaan dan Arsip Provinsi Jambi ini tidak direncanakan melalui kerja kurasi secara ketat baik oleh ahli sejarah maupun seniman yang memiliki pengetahuan sekaligus pengalaman di bidang seni rupa, khususnya fotografi.
Kenapa hal demikian itu menjadi penting? Kurator tidak hanya bertugas membaca konteks asli karya, tetapi juga mengayakan pemaknaan dengan sudut pandang baru, atau meletakkan pembacaannya di dalam bingkai perspektif yang mencerahkan.
Ini terdengar sederhana, tetapi nyatanya kurator adalah individu yang bertanggungjawab memastikan pameran itu terwujud sejak awal hingga akhir, dari yang kreatif sampai yang administratif. Puncaknya kurator bertugas menjembatani karya kepada pemirsa (penikmat), dimulai dari perkara konteks, estetika dan konten yang disampaikan secara sederhana.
Saya berharap pameran semacam ini terus dilaksanakan ke depannya dan disiapkan secara sungguh-sungguh dengan melibatkan para ahli di bidangnya sehingga tidak terkesan ASAL ADA.
*Kota Jambi, 9 Januari 2022.
Perspektif "Indonesia Out of Exile": Politik dan Puitik MigrasiOleh: Riwanto Tirtosudarmo* Judul lengkapnya "Indonesia Out of Exile: How Pramoedya's Buru Quartet Killed a Dictatorship", sebuah buku baru diterbitkan |
Pameran Koleksi Etnografi Jalan Pulang Ke Akar Kebudayaan: Catatan Atas Pameran Koleksi Etnografi Museum SiginjeiOleh: Jumardi Putra* Siang itu langit kota Jambi berawan cerah. Saya bergegas mengendarai motor dari Jalan Jenderal Ahmad Yani menuju Museum Siginjei di |
Sosok dan Pemikiran Ignas KledenOleh: Riwanto Tirtosudarmo* Dalam sebuah percakapan dengan Salman Rushdie, mungkin menjadi wawancara terakhir sebelum wafat karena penyakit leukemia yang |
Rabu, 20 September 2023 10:37
WIB Gelar Kampus Rakyat Terpilih Guna Cegah Radikalisme, BNPT RI-FKPT Gandeng Anak Muda JambiKajanglako.com, Jambi - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT)RI bekerjasama Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi Jambi menggelar |
Catatan Perjalanan Dari Kota Tua Ke Pusara Sitti NurbayaOleh: Jumardi Putra* Berkunjung ke kota Padang tidak lengkap rasanya jika tidak menginjakkan kaki di Kota Tua atau kerap disebut Padang Lama oleh warga |
Jumat, 21 Mei 2021 11:54
WIB
Minggu, 25 April 2021 22:06
WIB
Selasa, 20 April 2021 16:20
WIB
Kamis, 08 April 2021 13:58
WIB
Minggu, 28 Maret 2021 03:34
WIB
Kamis, 19 Mei 2022 01:12
WIB
Pelepasan Bupati dan Wakil Bupati Sarolangun, Wabup Dianugerahi Gelar Adat |
Senin, 16 Mei 2022 17:14
WIB
Hadiri Kongres Dunia ICLEI 2021-2022 di Malmo, Walikota Jambi Satu-satunya Perwakilan Indonesia |
Senin, 23 Mei 2022 21:06
WIB
Grand Opening Buy Coffee Diresmikan Gubernur Jambi Al Haris |
Senin, 28 Maret 2022 16:27
WIB
7 Hal Penting yang Wajib Dilakukan Ketika Bisnis Sepi |
Natal dan Refleksi Keagamaan Jumat, 28 Desember 2018 07:09 WIB Berbagi Kasih Antar Sesama Suku Anak Dalam |
Festival Budaya Bioskop Jumat, 16 November 2018 06:20 WIB Bentuk Museum Bioskop, Tempoa Art Digandeng Institut Kesenian Jakarta |
PT : Media Sinergi Samudra
Alamat Perusahaan : Jl. Barau barau RT 25 Kel. Pakuan Baru, Kec. Jambi Selatan – Jambi
Alamat Kantor Redaksi : Jl. Kayu Manis, Perum Bahari I, No.C-05 Simpang IV Sipin Telanaipura Kota Jambi (36122)
Kontak Kami : 0822 4295 1185
www.kajanglako.com
All rights reserved.