Jumat, 21 Mei 2021 11:54
WIB
Danau Sipin di ambang senja. Dok. Jumardi Putra
Oleh: Jumardi Putra*
Piknik akhir pekan kami kali ini mengunjungi destinasi wisata Danau Sipin yang berlokasi di Simpang Buluran Kenali, Kecamatan Telanaipura, dan berjarak 4 kilometer dari pusat Tanah Pilih Pusako Betuah, Kota Jambi.
Jarak tempuh dari tempat tinggal kami ke lokasi wisata ini tidak lebih dari 25 menitan. Patokan paling mudah bagi tuan dan puan yang ingin ke lokasi wisata ini yaitu berada tepat di belakang kantor Gubernur Jambi.
Baca Juga
Berkat Sentuhan Fasha, Danau Sipin Jadi Tempat Wisata Pilihan Masyarakat
Kawasan Wisata Danau Sipin Terus Bersolek, Dongkrak Ekonomi Warga Sekitar
Hari Pertama Jabat Plt Gubernur, Fachrori Tinjau Wisata Danau Sipin
Ini bukan kali pertama bagi kami sekeluarga ke Danau berbentuk oval dan melengkung dengan Pulau Pandan di tengah-tengahnya dengan luas beserta pulaunya 89,2 hektar. Bila tidak dengan keluarga, acapkali saya bersama kawan-kawan sekadar diskusi kecil sambil minum kopi atau teh, menyantap seporsi kentang goreng dan beberapa potong roti. Selebihnya kami menyaksikan nelayan memeriksa ikan di keramba serta beberapa pengunjung lagi asyik mengabadikan momen bersama di jembatan cinta.
Bagai oase, menyaksikan Danau Sipin dari dekat boleh dikata mengumpulkan energi usai merampungkan tugas-tugas kantor yang melelahkan, lebih-lebih dalam masa pagebluk corona sekarang ini.
Sebuah anugerah bagi kota Jambi karena memiliki danau di tengah-tengah pusat kota. Tidak banyak kabupaten/kota di tanah air memiliki destinasi wisata semacam ini. Belum lagi di tengah-tengah danau Sipin terdapat beberapa keramba ikan yang telah lama dibuat oleh para nelayan. Ikan-ikan yang dibudidayakan pun bermacam-macam, semuanya berjenis ikan air tawar seperti mujahir, nila mas dan lain lain.
Saya berharap kepada pemerintah Kota Jambi, keberadaan keramba, tangkul (alat tangkap ikan tradisional) dan para nelayan tidak dinilai sebagai faktor penghambat pengembangan wisata, melainkan unsur pendukung agar orang-orang berduyun-duyun mengisi liburannya ke Danau Sipin sekaligus mengenal kembali kearifan lokal Jambi. Dalam pada itu, baik nelayan atau pun masyarakat di sekitar Danau Sipin adalah pihak pertama yang mesti merasakan manfaat dari destinasi wisata baru ini.
Danau Sipin adalah sebuah danau alami. Sumber air danau ini berasal dari Sungai Batanghari, sungai legendaris dan terpanjang di Pulau Sumatra. Tersebab sejarahnya yang gemilang di masa lalu, melalui serangkaian kunjungan ke lokasi-lokasi bersejarah maupun membaca literatur sejarah dan budaya yang relevan, saya terinspirasi menggubahnya ke dalam sebuah kitab puisi berjudul Ziarah Batanghari, yang terbit di Yogyakarta hampir delapan tahun yang lalu.
Warga Jambi kerap menyebut Danau Sipin dengan Solok Sipin. Sebutan itu agaknya berkait erat dengan situs Solok Sipin yang berada tidak jauh dari danau ini. Hanya saja namanya kalah tenar bila dibandingkan dengan kawasan Percandian Muarojambi, meski tidak bisa disangkal antar keduanya saling berkelindan.
Situs Solok Sipin berada tepat di Lorong kecil di Jalan Slamet Riyadi Broni atau di Kelurahan Kampung Baru, Kecamatan Legok, Kota Jambi. Candi Soloksipin Jambi diperkirakan berasal dari periode klasik Hindu-Budha.
Tahun 2013 saya sempat menemani arkeolog Jonatahan Zilberg ke lokasi situs ini. Jonathan dibuat terperangah melihat kondisi terkini situs ini lantaran hanya tinggal puing-puing berupa pondasi batu bata bangunan. Benar adanya bahwa tinggalan situs Solok Sipin ini telah lama berada di bawah timbunan rumah-rumah warga.
Pada Candi Solok Sipin terdapat Archa Budha yang terbuat dari batu pasiran (Sand Stone) setinggi 1,72 meter yang digambarkan dalam posisi berdiri memakai jubah. Lalu di situs ini juga ditemukan 2 buah makara, lapik dan stupa. Baik archa maupun makara saat ini tersimpan di Museum Nasional Jakarta, sementara lapik dan stupa tersimpan di Museum Negeri Jambi (kini museum Siginjei). Khusus ukuran batubata Solok Sipin lebih besar satu hasta dibandingkan dengan batubata yang terdapat di Candi Muarojambi.
Melihat dari dekat Danau Sipin tidak sebatas pada tinggalan cagar budaya seperti Situs Solok Sipin itu tadi, tapi juga potensi alam (natural resource), budaya (culture resource), maupun rekaan manusia (man made resource), yang memberi corak baru bagi pertumbuhan ekonomi berbasis wisata kota Jambi beberapa tahun terakhir ini dan ke depannya.
Memang, tersebab penataan destinasi wisata Danau Sipin baru berjalan hampir empat tahun ini, sehingga optimalisasi ketiga potensi tersebut belum menunjukkan hasil yang siginifikan, apatahlagi sedari Maret 2019 sampai sekarang pemerintah provinsi Jambi dan daerah-daerah lain di Indonesia disibukkan mengatasi penyebaran virus corona. Saat yang sama, efek domino dari corona membuat sektor pariwsata berjalan lesu.
Sebagai destinasi wisata, meski belumlah ideal, Danau Sipin sudah memiliki berbagai fasilitas pendukung, sebut saja seperti lahan parkir, turap (tanggul pengaman), panjat tebing, jogging track (arena olahraga jalan kaki), dan keberadaan penjaja makanan ringan dan aneka minuman dingin yang bisa dinikmati para pengunjung sambil memandang perairan Danau Sipin yang tenang. Saya juga melihat beberapa fasilitas lainnya yang belum berfungsi dan sebagian lainnya masih dalam tahap pengerjaan.
Bagi tuan dan puan yang benar-benar ingin merasakan semilir angin dan gemericik air danau yang tenang, tersedia fasilitas penyewaan perahu dan juga fasilitas pemancingan. Penyewaan perahu cukup membayar Rp5.000 per orang yang bisa menampung maksimal 4 orang tiap perahu. Atau menaiki perahu ketek lengkap dengan rumah hiasan dan bentuk yang unik, yang bisa menampung 10-12 orang, dengan membayar Rp10.000 per orang.
Saat menaiki perahu atau ketek itulah, eksotisme danau Sipin begitu terasa. Apatahlagi jika momen yang demikian itu berlangsung sore hari hingga ambang senja. Tidak heran bila pengunjung menandai keistimewaan Danau Sipin adalah justru saat melihat pesona matahari pulang ke peraduannya.
Selain menyaksikan matahari terbenam, pengunjung juga dimanjakan pemandangan di tepi danau. Di seberang kanan pengunjung masih bisa menjumpai rumah-rumah panggung warga, sedangkan di kiri danau masih tampak pohon-pohon besar dengan dedaunan rindang, makam raja-raja, dan anak-anak tengah asyik bermain di tepian danau.
Demikian catatan piknik akhir pekan kami sekeluarga. Penghijauan di sepanjang Danau Sipin masih perlu menjadi fokus ke depan. Sejurus hal itu, promosi besar-besaran melalui pencitraan tidak lagi diperlukan karena hal itu dengan sendirinya bisa dilakukan oleh pengunjung melalui beragam kanal interaktif yang tersedia. Justru yang penting bagi pemerintah provinsi maupun Kota Jambi lakukan yaitu mengalokasikan dana sektor pariwisata untuk pengembangan infrastruktur penunjang pariwisata dan pengembangan SDM melalui pendidikan formal, vokasi, dan pelatihan-pelatihan dengan tetap berakar kuat pada sejarah dan budaya yang tumbuh dan berkembang di Tanah Pilih Pusako Betuah Kota Jambi. Semoga.
*Kota Jambi, Minggu, 10 Oktober 2021. Tulisan-tulisan penulis tentang berbagai topik dapat dibaca di link web: www.jumardiputra.com
Perspektif "Indonesia Out of Exile": Politik dan Puitik MigrasiOleh: Riwanto Tirtosudarmo* Judul lengkapnya "Indonesia Out of Exile: How Pramoedya's Buru Quartet Killed a Dictatorship", sebuah buku baru diterbitkan |
Pameran Koleksi Etnografi Jalan Pulang Ke Akar Kebudayaan: Catatan Atas Pameran Koleksi Etnografi Museum SiginjeiOleh: Jumardi Putra* Siang itu langit kota Jambi berawan cerah. Saya bergegas mengendarai motor dari Jalan Jenderal Ahmad Yani menuju Museum Siginjei di |
Sosok dan Pemikiran Ignas KledenOleh: Riwanto Tirtosudarmo* Dalam sebuah percakapan dengan Salman Rushdie, mungkin menjadi wawancara terakhir sebelum wafat karena penyakit leukemia yang |
Rabu, 20 September 2023 10:37
WIB Gelar Kampus Rakyat Terpilih Guna Cegah Radikalisme, BNPT RI-FKPT Gandeng Anak Muda JambiKajanglako.com, Jambi - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT)RI bekerjasama Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi Jambi menggelar |
Catatan Perjalanan Dari Kota Tua Ke Pusara Sitti NurbayaOleh: Jumardi Putra* Berkunjung ke kota Padang tidak lengkap rasanya jika tidak menginjakkan kaki di Kota Tua atau kerap disebut Padang Lama oleh warga |
Jumat, 21 Mei 2021 11:54
WIB
Minggu, 25 April 2021 22:06
WIB
Selasa, 20 April 2021 16:20
WIB
Kamis, 08 April 2021 13:58
WIB
Minggu, 28 Maret 2021 03:34
WIB
Kamis, 19 Mei 2022 01:12
WIB
Pelepasan Bupati dan Wakil Bupati Sarolangun, Wabup Dianugerahi Gelar Adat |
Senin, 16 Mei 2022 17:14
WIB
Hadiri Kongres Dunia ICLEI 2021-2022 di Malmo, Walikota Jambi Satu-satunya Perwakilan Indonesia |
Senin, 23 Mei 2022 21:06
WIB
Grand Opening Buy Coffee Diresmikan Gubernur Jambi Al Haris |
Senin, 28 Maret 2022 16:27
WIB
7 Hal Penting yang Wajib Dilakukan Ketika Bisnis Sepi |
Natal dan Refleksi Keagamaan Jumat, 28 Desember 2018 07:09 WIB Berbagi Kasih Antar Sesama Suku Anak Dalam |
Festival Budaya Bioskop Jumat, 16 November 2018 06:20 WIB Bentuk Museum Bioskop, Tempoa Art Digandeng Institut Kesenian Jakarta |
PT : Media Sinergi Samudra
Alamat Perusahaan : Jl. Barau barau RT 25 Kel. Pakuan Baru, Kec. Jambi Selatan – Jambi
Alamat Kantor Redaksi : Jl. Kayu Manis, Perum Bahari I, No.C-05 Simpang IV Sipin Telanaipura Kota Jambi (36122)
Kontak Kami : 0822 4295 1185
www.kajanglako.com
All rights reserved.