Jumat, 21 Mei 2021 11:54
WIB
Reporter :
Kategori :
Pustaka
Buku Dr. Abdul Halim.
Oleh: Juparno Hatta*
Di mata dunia internasional, Indonesia dikenal dengan nilai toleransi yang tinggi di tengah-tengah kemajemukan sebagai sebuah kesemestian. Pluralitas yang eksis di dalamnya ditandai dengan warganya yang mampu memperlihatkan kehidupan yang harmonis. Namun demikian, keharmonisan yang tampak itu tidak dapat menutupi sempalan-sempalan konflik yang terjadi dalam sejarah negara ini sampai dengan tahun 2021. Konflik itu terjadi terkait dengan eksistensi pluralitas itu sendiri yang selalu berkai terat dengan dinamika politik, ekonomi dan sosial, dan budaya yang menyertainya.
Konflik sosial yang dilatarbelakangi oleh pluralitas disumbang dari berbagai wilayah, termasuk Kota Jambi. Realitas tersebut yang ditangkap oleh Abdul Halim dan menjadi sebuah karya ilmiah seperti yang tergambarkan pada judul di atas. Baginya, Kota Jambi berpotensi mendapatkan konflik sosial secara horizontal. Potensi konflik tersebut disumbang dari perbedaan yang ada dalam masyarakat, terutama sengketa pendirian rumah Ibadah. Dengan kesadaran demikian, Halim berusaha menemukan suatu mekanisme untuk mengalihkan atau mengurangi potensi konflik yang disebabkan oleh perbedaan agama pada masyarakat Kota Jambi.
Baca Juga
Mencari Indonesia: Laku Pikir Riwanto Tirtosudarmo "Pasca-Cornell"
Buku dari Abdul Halim disusun ke dalam beberapa bagian, yaitu empat bab. Bagian pertama, Halim berbicara pada ranah kerangka teori tentang konflik, kearaifan lokal dan pluralisme. Pada bagian kedua, ia mengilustrasikan tentang sketsa Jambi, mulai dari segi geografis, jumlah penduduk agama, dan potensi maupun konflik keagamaan di Jambi.
Sedangkan bagian ketiga, penulis menitikberatkan pada persoalan menajemen konflik, upaya untuk menempatkan kearifan lokal budaya Jambi dalam bentuk Seloko sebagai resolusi konflik. Pada bab ini, penulis mengakhiri dengan mengilustarikan lembaga adat melayu sebagai organisasi yang bertanggung jawab atas eksistensi kebudayaan Jambi. Pada bagian terakhir, Halim berbicara tentang cara ataupun mekanisme yang kemudian dilakukan untuk menginternalisasikan pada warga Kota Jambi dalam rangka menjadikan Seloko sebagai resolusi konflik.
Pada kebudayaan Jambi, Seloko merupakan karya sastra dalam bentuk pantun yang disusun dalam bahasa Melayu. Seloko berisi nasehat kebijaksaan yang dalam praksis digunakan oleh warga sebagai pedoman dalam kehidupan sosialnya. Pada satu bait yang ada di seloko, “Kerikil di pulau jadi intan” dan“pasir di pantai menjadi emas”, Halim mendeskripsikan bait itu pada potensi sebagai resolusi bahwa itu mengindikasikan ada suasana atau situasi aman dan tentram tanpa konflik yang kemudian berdampak pada keadaan masyarakat untuk mencapai kebutuhan dengan mudah sekalipun itu mustahil atau sangat sulit untuk didapatkan. Dengan kata lain, kearifan budaya jambi itu berupaya untuk mereduksi tindakan yang berpotensi terjandi distabilitas sosial di masyarakat Kota Jambi.
Bersandar pada teori Lewis Coser tentang Katup Penyelamat (Safety-Valve), Abdul Halim dalam bukunya, berpendapat bahwa kearfian lokal budaya Jambi dalam bentuk seloko mampu difungsikan secara sosial untuk mengalihkan, menghindari dan melindungi potensi konflik yang eksis di warga masyarakat Kota Jambi. Implementasi dari teori Coser bahwa Sistem-sistem yang ada di masyarakat, memiliki potensi untuk melindungi masyarakat dari kemungkinan terjadinya konflik.
Dalam Ilustrasinya, kearifan budaya dalam bentuk Seloko paling berpotensi dalam membentuk realitas bahwa tidak berkembang atau melebarnya potensi konflik dalam persoalan pendirian rumah di Kota Jambi. Proses internalisasi kebudayaan Melayu Jambi dari subjek-subjek konflik dalam proses sosial memberikan kesadaran pada mereka bahwa pentingnya kerukunan dan ketentraman hidup sebagaimana dijelaskan dalam Seloko adat Jambi. Dengan kata lain, Halim memposisikan Seloko menjadi secamam sistem sosial yang eksis dalam kehidupan masyarakat Kota Jambi pada posisi fungsinya secara sosial dalam menjaga ketentraman dan kerukunan dalam perbedaan agama.
Kearifan lokal sebagai resolusi konflik sebagaimana yang ditegaskan oleh Abdul Halim dapat dikatakan sebagai penegasan kembali. Hal demikian karena ahli atau ilmuan sebelumnya, telah menegaskan bagaimana potensi kearifan Budaya dapat dikembangkan menjadi suatu mekanisme resolusi konflik. Di Indonesia, selain agama yang dijadikan sebagai alat kontrol yang efektivitasnya tinggi adalah budaya. Maka kemudian kekuatan obyektivitasnya (memaksa) dari kebudayaan dalam realitas warga Indonesia di dalam masyarakat begitu tampak. Dengan kata lain, keistimewaan dari karya Abdul Halim adalah menempatkan kearifan budaya dalam bentuk Seloko sebagai resolusi konflik di Kota Jambi.
Pembacaan terhadap buku Abdul Halim ini masih diperlukan untuk mendapatkan pandangan yang komprehensif, seperti yang tak kalah pentingnya yaitu bagaimana kearifan lokal tersebut diejawantahkan ke dalam praktek dalam pengelolaan konflik dan bagaimana pula internalisasi seloko adat Melayu Jambi berkembang dalam profil masyarakat provinsi Jambi yang mejemuk, dalam buku ini lebih fokus pada masyarakat di Kota Jambi, sehingga dapat ditarik benang merah, tentu dengan segala dinamika yang menyertainya, bahwa kearifan lokal masih menemukan sisi alternatifnya di saat penegakan hukum (dalam hal ini Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri Nomor 9/2006 tentang Pedoman Pelaksanaan Tugas Kepala/Wakil Kepala Daerah Dalam Pemeliharaan Kerukunan Umat Beragama, Pemberdayaan Forum Kerukunan Umat Bergama, dan Pendirian Rumah Ibadah atau SKB dua menteri) berujung pada kebuntuan di tengah sengketa pendirian rumah ibadah, yang acapkali disertai sikap arogansi sebagian para pihak dengan mengatasnamakan tafsir atas agama sekaligus pandangan masyarakat yang berkebalikan dengan amanat konstitusi Undang Undang Dasar 1945 yang menjamin semua warga negara untuk memeluk agama dan melaksanakan ibadah.
*Penulis adalah lulusan pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta konsentrasi Studi Agama dan Resolusi Konflik.
* Identitas Buku: Konflik Pendirian Rumah Ibadah & Kearifan Budaya Lokal Jambi. Penulis :Dr. Abdul Halim, S. Ag., M.Ag. Penerbit Manggu. Tebal 170 Halaman.
Tag : #Pustaka #Toleransi #Sengketa Rumah Ibadah #budaya lokal jambi #seloko adat melayu jambi
Batu Bara di Jambi Polemik Angkutan Batu Bara dan Hal-Hal Yang Tak SelesaiOleh: Jumardi Putra* Jambi darurat batu bara. Itu kenapa Gubernur Jambi Al-Haris banyak disorot awak media, lantaran kemacetan parah yang ditimbulkan oleh |
Ulasan Novel Membaca Rasina, Menikmati SejarahOleh: Riwanto Tirtosudarmo* Novel baru Iksaka Banu itu dimulai dengan sesuatu yang tidak lazim. Gambar Struktur organisasi VOC dan istilah-istilah dari |
Puisi NgliyepNgliyep Di Ngliyep langit dan laut berpagut Dalam dekap garis lurus cakrawala Ada yang selalu tak dapat diduga di sana Keluasan langit dan kedalaman |
Kamis, 09 Maret 2023 18:32
WIB Pariyanto Pimpin Rapat Laporan Nota Penjelasan LKPJ Kabupaten Dharmasraya Tahun 2022DHARMASRAYA – Ketua DPRD Dharmasraya, Pariyanto pimpin siding paripurna di Kantor DPRD Dharmasraya terharap nota penjelasan atas laporan Keterangan |
Rabu, 08 Maret 2023 18:52
WIB Kajari Dharmasraya Sambangi DPRD Kabupaten DharmasrayaDHARMASRAYA - Dalam rangka menjalin silaturahmi Kajari Dharmasraya, Dodik Hermawan jumpai Ketua DPRD Kabupaten Dharmasraya, Pariyanto. Pertemuan |
Jumat, 21 Mei 2021 11:54
WIB
Minggu, 25 April 2021 22:06
WIB
Selasa, 20 April 2021 16:20
WIB
Kamis, 08 April 2021 13:58
WIB
Minggu, 28 Maret 2021 03:34
WIB
ASKI Jambi Sabtu, 08 Januari 2022 08:47 WIB Resmi Dilantik, DPD ASKI Jambi Siap Kopikan Jambi Hingga Dunia |
Jumat, 07 Januari 2022 01:03
WIB
Plh Sekda Tanjab Barat Hadiri Paripurna Istimewa HUT Provinsi Jambi |
Rabu, 23 September 2020 16:31
WIB
Strategi Menyusun Rencana Keuangan Hasil Pinjaman Online |
Kamis, 11 Juni 2020 11:33
WIB
70 Persen Kebutuhan Ikan di Merangin Dipasok dari Luar |
Natal dan Refleksi Keagamaan Jumat, 28 Desember 2018 07:09 WIB Berbagi Kasih Antar Sesama Suku Anak Dalam |
Festival Budaya Bioskop Jumat, 16 November 2018 06:20 WIB Bentuk Museum Bioskop, Tempoa Art Digandeng Institut Kesenian Jakarta |
PT : Media Sinergi Samudra
Alamat Perusahaan : Jl. Barau barau RT 25 Kel. Pakuan Baru, Kec. Jambi Selatan – Jambi
Alamat Kantor Redaksi : Jl. Kayu Manis, Perum Bahari I, No.C-05 Simpang IV Sipin Telanaipura Kota Jambi (36122)
Kontak Kami : 0822 4295 1185
www.kajanglako.com
All rights reserved.