Jumat, 21 Mei 2021 11:54
WIB
Reporter :
Kategori :
Pustaka
Buku Puisi Erlinda Herawati Harahap
Oleh: Puteri Soraya Mansur*
Roda motor berdecit tepat di gerbang rumah saat seorang supir travel mengantarkan paket buku yang seharusnya sudah tiba dua hari lalu. Saya tak segera menghubungi sopir tersebut saat kabar pengiriman diterima. Suami menyemprotkan desinfektan untuk berjaga-jaga di tengah pandemi akibat COVID-19 dan segera membukanya. Mungil, begitu yang terlintas di kepala. Wujud buku kumpulan puisi karya Mbak Linda, saya menyebutnya, memang tidak seperti buku kumpulan puisi pada umumnya. Seperti buku saku pramuka yang memang sangat pas dimasukkan ke saku baju atau celana.
Meski mungil, namun isinya tak semungil wujudnya. Dengan 34 buah puisi, Mbak Linda mampu merangkum ingatan yang berserak dari tahun 1997 hingga 2020 ini. Sayangnya, rangkuman ingatan itu benar-benar berserak, tidak runut sesuai tahun pembuatan puisi pada umumnya. Mungkin ada kesengajaan, mungkin pula tidak. Bisa jadi karena buru-buru cetak dan jumlah puisi dirasa kurang, jadi karya-karya lama dimasukkan di akhir, bisa jadi tidak. Tersebab, dua puluh sembilan puisi di awal sudah tertata rapi sesuai tahun pembuatan.
Baca Juga
Mencari Indonesia 4: Pintu Masuk bagi Generasi Milenial
Seperti halnya jenis puisi modern, Mbak Linda tidak menggunakan diksi, gaya bahasa, dan rima bak puisi lama. Sederhana dan mudah dimengerti, begitu yang saya pahami dari gaya puisi kekinian. Sepintas saya bisa menangkap tema yang dituangkan dalam ketiga puluh empat puisi tersebut, yaitu tentang kota, cinta, rindu, dan kenangan.
Lalu, saya benar-benar menghitungnya dan ditemukan dua puluh tujuh puisi dengan judul yang merujuk tempat. Ada 8 tempat yang berada di Jawa dan selebihnya di kota kelahiran Mbak Linda yaitu Jambi dan satu kota di Riau yakni Pekanbaru. Delapan tempat tersebut merupakan beberapa kota dan wisata yang disinggahi ketika perjalanannya ke Jawa pada akhir tahun 2019. Terlihat sekali kerinduan akan sebuah perjalanan yang penuh kenangan telah lama didambakannya. Seperti pada bait puisi berjudul "Tangerang": Selamat segera bertemu, Rindu/Aku nyaris sampai di kotamu, (hlm.28).
Dari kedelapan belas puisi yang merujuk kota kelahiran, ada enam belas puisi dengan judul yang merujuk tempat di Kota Jambi, dua lebihnya menunjukkan tempat di komplek Percandi Muarojambi yang terletak di kabupaten Muarojambi. Situs terluas di Asia Tenggara pastinya tak akan luput dari kenangan Mbak Linda yang juga mencintai sejarah yang tertinggal di tanah kelahirannya. Mungkin Mbak Linda perlu ke beberapa kabupaten lainnya untuk menuliskan kenangan perjalanan pada bait-bait puisi di antologi berikutnya. Sayang rasanya negeri elok ini belum terjamah sepenuhnya melalui sebuah karya.
Sekiranya tepat bahwa Mbak Linda memilih judul puisi kedua sebagai judul bukunya karena Gentala Arasy serta jembatannya merupakan salah satu ikon kota Jambi yang sangat bersejarah. Penanda hubung bahwa Seberang Kota Jambi tak akan terlepas dari sejarah Kota Jambi itu sendiri. Sama halnya nasehat yang tertulis melalui bait-bait puisi yang dijadikan judul buku ini bahwa cerita tentang cinta orang tua akan tertanam kuat seperti rentang jembatan Gentala Arasy, (hlm. 3-4).
Bentuk cinta Mbak Linda juga dituangkan dalam puisi. Mulai dari cintanya pada kedua orang tua, cintanya kepada kedua buah hati, hingga cintanya kepada Tuhan. Ia tak banyak menuangkan tentang romantisme cinta kepada pasangan hidup karena saya hampir tak bisa menemuinya. Mungkin hanya Mbak Linda sendiri yang mengetahui puisi mana yang mempersembahkan kepada seorang lelaki sebagai kekasih atau suaminya. Saya menemukannya tetapi ragu karena romantisme percintaan lawan jenis itu akan terasa kuat dan nyata dalam sebuah puisi dan saya tak menemukannya. Saya hanya merasakan tiga bentuk cinta yang begitu kuat dari ketiga puluh empat puisi itu.
Rindu dan kenangan juga sangat kental diperlihatkan oleh Mbak Linda melalui puisi-puisinya. Terutama rindu akan kenangan masa kecil, rindu pada kedua buah hatinya, serta rindu pada kota-kota yang telah lama ingin ia sambangi. Mengagumi ciptaan-Nya dari salah satu perjalanan menjadi puncak tertinggi dari rindu pada Tuhan. Rasa itu bermetafora pada bait puisi "Parang Tritus": Datang aku kepadamu dalam sembahyang yang lain/Kujumpai rukuk dalam ombak/kutemukan sujud dalam asinnya air laut/Pada hamparan sajadah maha besar/debur gelombang serupa takbir yang menggelegar/...(hlm. 34).
Sebenarnya ada banyak yang perlu dikulik dari antologi ini karena layak dijadikan satu khasanah perpuisian Jambi. Meski berisi kenangan-kenangan pribadi, namun sejauh ini baru Mbak Linda yang menjadikan nama tempat menjadi sebagian besar judul puisinya.
*Penulis adalah pengajar sejarah di SMA 10 Batanghari. Aktif menulis opini dan ulasan buku.
*Identitas buku: Judul: Di Bawah Gentala dan Cerita Ibu tentang Batanghari. Pengarang: Erlinda Herawati Harahap. Penerbit: KOMUNITAS GEMULUN INDONESIA. Terbit: Mei 2020. Tebal: + 46 halaman.
Tag : #Pustaka #Gentala Arasy #Buku Puisi #Erlinda Herawati Harahap
Perspektif "Indonesia Out of Exile": Politik dan Puitik MigrasiOleh: Riwanto Tirtosudarmo* Judul lengkapnya "Indonesia Out of Exile: How Pramoedya's Buru Quartet Killed a Dictatorship", sebuah buku baru diterbitkan |
Pameran Koleksi Etnografi Jalan Pulang Ke Akar Kebudayaan: Catatan Atas Pameran Koleksi Etnografi Museum SiginjeiOleh: Jumardi Putra* Siang itu langit kota Jambi berawan cerah. Saya bergegas mengendarai motor dari Jalan Jenderal Ahmad Yani menuju Museum Siginjei di |
Sosok dan Pemikiran Ignas KledenOleh: Riwanto Tirtosudarmo* Dalam sebuah percakapan dengan Salman Rushdie, mungkin menjadi wawancara terakhir sebelum wafat karena penyakit leukemia yang |
Rabu, 20 September 2023 10:37
WIB Gelar Kampus Rakyat Terpilih Guna Cegah Radikalisme, BNPT RI-FKPT Gandeng Anak Muda JambiKajanglako.com, Jambi - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT)RI bekerjasama Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi Jambi menggelar |
Catatan Perjalanan Dari Kota Tua Ke Pusara Sitti NurbayaOleh: Jumardi Putra* Berkunjung ke kota Padang tidak lengkap rasanya jika tidak menginjakkan kaki di Kota Tua atau kerap disebut Padang Lama oleh warga |
Jumat, 21 Mei 2021 11:54
WIB
Minggu, 25 April 2021 22:06
WIB
Selasa, 20 April 2021 16:20
WIB
Kamis, 08 April 2021 13:58
WIB
Minggu, 28 Maret 2021 03:34
WIB
Kamis, 19 Mei 2022 01:12
WIB
Pelepasan Bupati dan Wakil Bupati Sarolangun, Wabup Dianugerahi Gelar Adat |
Senin, 16 Mei 2022 17:14
WIB
Hadiri Kongres Dunia ICLEI 2021-2022 di Malmo, Walikota Jambi Satu-satunya Perwakilan Indonesia |
Senin, 23 Mei 2022 21:06
WIB
Grand Opening Buy Coffee Diresmikan Gubernur Jambi Al Haris |
Senin, 28 Maret 2022 16:27
WIB
7 Hal Penting yang Wajib Dilakukan Ketika Bisnis Sepi |
Natal dan Refleksi Keagamaan Jumat, 28 Desember 2018 07:09 WIB Berbagi Kasih Antar Sesama Suku Anak Dalam |
Festival Budaya Bioskop Jumat, 16 November 2018 06:20 WIB Bentuk Museum Bioskop, Tempoa Art Digandeng Institut Kesenian Jakarta |
PT : Media Sinergi Samudra
Alamat Perusahaan : Jl. Barau barau RT 25 Kel. Pakuan Baru, Kec. Jambi Selatan – Jambi
Alamat Kantor Redaksi : Jl. Kayu Manis, Perum Bahari I, No.C-05 Simpang IV Sipin Telanaipura Kota Jambi (36122)
Kontak Kami : 0822 4295 1185
www.kajanglako.com
All rights reserved.